Wednesday 23 November 2016

Tektonisme


Tektonisme adalah proses penggeseran lapisan iitosfer, karena adanya tenaga endogen berupa tekanan baik yang arahnya mendatar (horizontal) maupun vertikal. Tektonisme yang bekerja secara horizontal maupun vertikal, akan menyebabkan terjadinya perubahan pada bentuk-bentuk yang terdapat di permukaan bumi. Gerak tektonik dapat dibedakan menjadi epirogenetik dan orogenetik.

1)     Epirogenetik
Yang dimaksud dengan Epirogenetik adalah gerakan pada lapisan kulit bumi yang menyebabkan pengangkatan dan penurunan permukaan bumi. Proses epirogenetik ini berlangsung dengan cara sangat lambat atau dalam kurun waktu yang lama, serta meliputi wilayah yang sangat luas. Gerak epirogenetik ini seringkali disebut tenaga pembentuk benua. Gerak epirogenetik ini tidak menimbulkan lipatan ataupun retakan pada kulit bumi. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah Perubahan yang sangat larnbat dari bentuk benua-benua di bumi dari waktu ke waktu pada gambar benkut ini.








Gambar 5.2. Bentuk benua dari waktu ke waktu di bumi

2)     Oogenetik
Orogenetik, yaitu gerakan pada lapisan kilit bumi yang menjadi penyebab pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang berlangsung relatif cepat. Orogenetik menyebabkan terjadinya pelipatan, retakan, dan patahan pada kulit bami, disebut juga proses struktural. Gerak Orogenetik merupakan bagian dari tektonisme yang berasal dari dalam bumi (tenaga endogen).
Pelipatan pada kulit bumi menyebabkan terbentuknya pegunungan-pegunungan sehingga orogenetik disebut juga tenaga pembentuk pegunungan. Sebagian besar pegunungan di dusia, terjadi karena gerak orogenetik, termasuk pegunungan-pegunungan yang terdapat di Indonesia.

a)     Lipatan
Terjadinya lipatan, sebagai akibat adanya tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi yang bersifat liat atau plastis, sehingga kulit bumi mengalami pengerutan. Kejadian ini dapat kita gambarkan seperti taplak meja yang ditekan secara horizontal pada satu sisi, sehingga terjadi pengerutan atau pelipatan.
Punggung lipatannya disebut antiklinal, sedangkan lembah tipatannya disebut sinklinal. Puncak dan lembah lipatan inilah yang membentuk rangkaian pegunungan.

Gambar 5.3. Puncak dan lembah lipatan yang membentuk pegunungan Ketersmgan gambar :
A=sinklin     B = antiklin    C =graben    D = horst

Lipatan- lipatan yang terbentuk dapat merupakan lipatan tegak, lipatan  miring, lipatan menggantung, lipatan rebah dan sebagainya.
Lipatan-lipatan yang terbentuk tadi selanjutnya akan mengalami erosi sehingga bentuk bentuknya akan mengalami perubahan-perubahan.

b)    Patahan atau retakan
Terjadinya patahan atau retakan disebabkan adanya tekanan horizontal maupun vertikal pada lapisan batuan di kulit bumi yang bersifat rapuh, seperti batuan kapur. Pada umumnya gerak patahan tidak hanya terjadi pada suatu bidang saja, melainkan dapat terjadi pada suatu daerah yang disebut zona patahan. Akibat yang disebabkan dan tekanan horizontal maupun vertikal di lapisan batuan kulit bumi yang rapuh selain memmbulkan retakan atau patahan, dapat pula menycbabkan terbentuknya horst dan grabcn (slenk). Horst yaitu bagian kulit bumi yang tcrangkat, sedangkan graben (slenk) merupakan bagian kulit bumi yang mengalami penurunan karena tenaga endogen. Salah satu contoh patahan, yaitu: patahan Semangko, suatu sistem patahan yang memanjang dan Sumatera bagian utara sampai ke Teluk Semangko. Sedangkan salah satu contoh graben yang terkenal di dunia yaitu patahan di Afrika timur, lembah Yordan, dan laut Mati. Daerah Patahan di Afrika timur panjangnya mencapai 6000 km. Sedangkan daerah horst di sini yaitu pada Dataran Tinggi Judea dan Trans-Jordania.
Patahan dan retakan yang terjadi pada kulit bumi mengakibatkan magma yang terdapat di dalam bumi menerobos ke luar permukaan bumi. Peristiwa ini dikenal dengan istilah vulkanisme. Vulkanisme inilah yang merupakan penyebab terbentuknya gunung berapi di antara deretan pegunungan di daerah lipatan dan patahan.

No comments:

Post a Comment