Wednesday 23 November 2016

Komponen-Komponen Peta


Seperti yang telah dijelaskan, bahwa peta merupakan salah satu alat Bantu dalam ilmu pengetahuan geografi. Suatu Peta dapat dikatakan baik atau memenuhi syarat apabila dapat dipahami dengan mudah oleh yang menggunakannya. Untuk itu peta yang dibuat harus memiliki beberapa komponen sebagai berikut.
a.    Peta harus dapat memberikan inforrnasi yang benar dan, sesuai dengan judul atau temanya.
b.    Peta harus memiliki legenda atau keterangan symbol-simbolnya
c.    Peta harus memiliki perbandingan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya di permukaan bumi.
d.    Peta harus memiliki petunjuk arah yang benar sehingga memudahkan bagi yang menggunkannya dalam memanfaatkannya
e.    Peta harus memiliki berbagai sumber data yang diinformasikan.

Oleh karena itu sebuah peta agar memenuhi syarat-syarat tersebut, hendaknya dilengkapi dengan komponen-komponen peta, yang terdiri dari judul peta, skala, garis astronomi, peta sisipan, legenda, tahun pembuatan, dan tanda orientasi. Marilah sekarang kita lihat apa yang dimaksudkan dengan masing-masing komponen yang terdapat pada peta tersebut.
a.    Judul Peta
Peta memiliki Judul yang umumnya diletakkan pada bagian tengah atas peta tersebut. Namun demikian ada pula Judul peta yang diletakkan di bagian lain peta, selama tidak mengganggu penampakan peta secara keseluruhan. Bagi sebuah peta, judul harus dapat mencerminkan isi pokok dari peta yang bersangkutan. Judul harus mencerminkan isi dan tipe peta yang bersangkutan. Misalnya: peta wilayah administrasi, peta iklim, peta penyebaran barang tambang, peta penyebaran penduduk dan lain sebagainya.
b.    Skala Peta
Yang dimaksud skala yaitu perbandingan jarak yang digambarkan pada peta dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Skala ini dapat hanya berupa angka, garis, atau bahkan kedua-duanya. Skala yang berupa angka dinamakan skala numerik. Sedangkan skala yang berupa grafik dinamakan skala grafis. Untuk lebih jelasnya mengenai ke dua macam skala pada peta tersebut , perhatikanlah contoh berikut.
1.    Skala numerik atau skala angka Skala 1: 100.000. Skala ini menunjukkan bahwa jarak 1 satuan pada peta sama dengan 100.000 satuan di permukaan bumi atau 1 cm pada peta sama dengan 1km jarak yang sebenarnya.
2.    Skala grafis atau skala garis

        0             1              2              3             4             5 cm
       
        0                                                                           5 km
                       Panjang masing-masing ruas 1 cm.

Ini berarti setiap 1 cm pada peta sama dengan 100.000 cm atau 1 km jarak sebenarnya di permukaan bumi. Bila skala garis ini diubah menjadi skala angka maka diperoleh skala 1 : 100.000.
Untuk memudahkan kalian memahami mengenai apa yang dimaksud dengan skala, coba kalian lakukan pengukuran panjang dan lebar kelas tempat kalian belajar sekarangini. Misalkan diketahui panjang ruang kelas 9 meter dan lebarnya 8 meter. Satuan panjang dan lebar ruang kelas tersebut dapat diubah menjadi cm sehingga panjangnya menjadi 900 cm (1 meter = 100 cm) dan lebarnya 800 cm. Bila digambarkan pada kertas dengan skala 1 : 200, maka panjang ruang kelas di gambar menjadi 900 cm/200 cm = 4,5 cm, dan lebarnya 800 cm/200 cm = 4cm.
Jika ruang kelas yang kalian ukur tadi digambar dengan menggunakan skala 1: 100, berapakah panjang dan lebar ukuran ruang kelas kalian tersebut? Coba kalian gambarkan!

Tabel
Hubungan Skala Garis dengan Skala Angka dan Artinya
Jika kalian perhatikan pada tabel di atas, tampak bahwa semakin besar angka pembaginya maka semakin kecil skala peta tersebut, seperti dapat kalian lihat contohnya berikut ini.
Skala 1 : 100.000 lebih besar dari skala 1 : 200.000, karena 1/100.000 lebih besar dari 1/200.000. Untuk menggambarkan permukaan bumi yang lebih luas digunakan skala kecil.

Kegiatan
Perhatikanlah peta Pulau Jawa pada atlas yang terdapat di sekolah! Kemudian, ukurlah dengan menggunakan penggaris jarak dari kota Jakarta ke kota Bogor! Selanjutnya Hitunglah jarak datar sebenarnya antara kedua kota tersebut!

c.    Tahun dan sumber pembuatan peta
Tahun dan sumber pembuatan peta menunjukkan waktu peta tersebut dibuat atau diselesaikan. Umumnya diletakkan pada bagian bawah kolom legenda atau sudut kiri bawah, di luar garis tepi peta.

d.     Penunjuk arah atau Tanda Orientasi
Penunjuk arah disebut juga Tanda Orientasi atau arah mata angin. Umumnya berupa tanda panah yang menunjukkan arah utara. Penunjuk arah atyau tanda orientasi harus diletakkan pada tempat yang kosong di bagian pinggir peta agar tidak mengganggu peta induknya. Penunjuk arah dapat berupa garis yang bagian atasnya runcing atau berupa panah misalnya bertanda seperti diperlihatkan di samping ini.

e.    Legenda
Legenda adalah kolom keterangan yang berisi keterangan-keterangan mengenai simbol-simbol yang terdapat dan digunakan pada peta. Umumnya legenda pada diletakkan di sudut kiri bawah peta.
Simbol adalah tanda-tanda khusus di dalam peta yang digunakan untuk mewakili objek yang dipetakan. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemakai peta sewaktu membaca maupun memahami isi peta tersebut.
Simbol pada peta dapat di kelompokkan menjadi tiga macam, yaitu simbol titik, simbol garis, dan simbol bidang (wilayah).
1)    Simbol titik
    Berdasarkan jenisnya symbol titik dibagi menjadi tiga, yaitu simbol gambar, simbol geometrik, dan simbol huruf:
a)    Simbol gambar (Simbol piktoral), yaitu simbol yang dilukiskan dalam bentuk gambar yang wujudnya disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan. Sebagai contoh simbol gambar perhatikanlah gambar berikut ini.

Gambar Contoh Simbol Gambar pada Peta

b)    Simbol geometrik, yaitu simbol pada peta yang menggunakan gambar berupa bangun matematika.untuk menunjukkan objek di permukaan bumi. Untuk lebih jelasnya perhatikan dan hafalkanlah beberapa simbol geometrik berikut ini.

c)    Simbol huruf, yaitu simbol yang dibuat menggunakan bentuk huruf atau singkatan yang diambil dari huruf pertama, kedua atau singkatan dari nama unsur yang digambarkan. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh simbol huruf berikut ini!
S    :    Sungai    D     :    Danau
Tg     :    Tanjung    P     :    Pulau
Tel     :    Teluk    G     :    Gunung
Peg     :    Pegunungan    Sel     :    Selat
Kep     :    Kepulauan, dan lain-lain

2)    Simbol garis, yaitu simbol yang dibuat pada Peta dengan menggunakan bentuk garis untuk menunjukkan objek di permukaan bumi. dengan bentuk memanjang seperti jalan, sungai, rel kereta api, dan sebagainya.Seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini.
3)    Simbol wilayah atau simbol bidang, yaitu simbol di dalam Peta yang digunakan untuk memperlihatkan objek di permukaan bumi dalam bentuk wilayah. Misalnya perkebunan, danau, sawah, hutan, rawa-rawa, dan sebagainya, seperti diperlihatkan pada contoh berikut ini.


Disamping simbol, pada peta juga seringkali dicantumkan beberapa warna yang mengandung arti, misalnya:
a.    Warna coklat untuk daerah pegunungan,
b.    Warna putih untuk puncak pegunungan yang tertutup salju, dan
c.    Warna biru untuk perairan (laut sungai, danau).
d.    Warna hijau untuk dataran rendah,
e    Warna kuning untuk dataran tinggi,

Warna biru yang dipergunakan untuk laut, lebih lanjut dapat dibedakan pula ketajamannya dengan tujuan untuk memperlihatkan kedalaman laut. Misalnya, biru muda untuk laut dangkal, dan biru tua untuk laut dalam.
Simbol warna seperti yang dimaksudkan di atas, hanya berlaku untuk peta umum sedangkan untuk peta-peta khusus atau peta tematik, pengertian warna seperti ini tidak berlaku. Pengertian warna pada peta tematik biasanya tergantung pada si pembuat peta. Misalnya pada peta penyebaran penduduk, warna pada peta melukiskan kepadatan penduduk di daerah yang dipetakan. Seperti warna hijau menggambarkan kepadatan 10-20 jiwa/ km2, warna kuning dengan kepadatan 21-30 jiwa/km2, warna merah 31 - 40 orang dan seterusnya.
Pada peta yang memperlihatkan curah hujan, dapat pula digunakan warna, akan tetapi dengan arti yang berbeda-beda. Misalnya daerah dengan curah hujan 500 mm - 700 mm/tahun dilukiskan dengan warna hijau. 700 mm - 900 mm dengan warna kuning, 900 mm - 1000 dengan warna biru, dan seterusnya.
Berbeda halnya pada peta administrasi, warna peta menggambarkan provinsi, kabupaten, bahkan negara-negara. Setiap warna yang dicantumkan pada peta tematik harus diberi keterangan mengenai arti warna yang ada pada peta.

f.    Garis astronomis
Yang dimaksud dengan garis astronomis, yaitu garis yang memperlihatkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Manfaat garis astronomis ini untuk menentukan letak astronomis suatu tempat (letak lintang dan bujur). Pada pinggir peta ditulis angka derajat yang menunjukkan derajat garis lintang atau garis bujur. Garis astronomis dipakai dalam peta-peta yang skalanya kecil sampai sedang.

g.    Garis Tepi
Garis tepi biasanya dibuat dua buah dengan ketentuan garis luar lebih tebal dari pada garis dalam.

h.         Peta Sisipan atau Inset
Peta sisipan yaitu peta yang ukurannya kecil dan disisipkan pada peta utama. Peta sisipan dipergunakan untuk menunjukkan letak peta utama terhadap wilayah yang lebih luas. Umumnya peta sisipan ini diletakkan pada bagian sisi kiri, sisi kanan, atau di bawah peta di dalam garis tepi

Gambar 4.2.  Diagram suatu peta dengan komponen-komponennya
Keterangan :  (a) Judul (b) Tahun dan sumber pembuatan (c) Penunjuk arah
(d1)  Skala angka (d2) Skala grafis (e1)  Legenda (e2)  Simbol          
(f) Garis astronotni (g1)  Garis tepi luar (g2) Garis tepi dalam
(h) Inset atau peta sisipan

No comments:

Post a Comment