Wednesday 23 November 2016

Ekosistem Pantai dan Manfaatnya bagi Manusia


Yang dimaksud dengan ekosistem adalah saling ketergantungan di antara kelompok populasi makhluk hidup yang satu dengan lainnya, dan antara organisme dengan lingkungan fisiknya. pada suatu tempat atau lingkungan tertentu.
Ekosistem pantai keadaannya memiliki perbedaan dengan keadaan ekosistem di tempat-tempat lainnya Dengan kata lain ekosistem pantai memiliki ciri tersendiri di bandingkan dengan ekosistem di tempat-tempat lainnya.
Ekosistem pantai dicirikan oleh banyaknya tipe hutan bakau (mangrove) sehingga ekosistem pantai seringkali dinamakan ekosistem hutan bakau. Ekosistem pantai ini banyak ditemukan pada khususnya di daerah tropis. Hutan bakau adalah sejenis hutan yang tumbuh dan berkembang di kawasan pinggir pantai dan muara-muara sungai. Pohon-pohonnya dilengkapi dengan akar-akar tunjang untuk bemafas. Akarnya melengkung dan mencuat ke atas sehingga tidak selamanya terendam air. Lingkungan fisik tempat tumbuh hutan bakau meliputi daerah pasang surut sampai dengan yang berair asin dan tanah yang berlumpur.
Hutan bakau banyak tersebar di sepanjang pantai Indonesia, terutama di pantai-pantai yang datar seperti pantai utara Pulau Jawa pantai timur Sumatera, pantai Selatan Kalimantan, dan pantai-pantai lain yang banyak ditumbuhi dengan tumbuhan bakau secara alami.
Hutan bakau Indonesia merupakan yang terluas di dunia, akan tetapi sekarang banyak hutan bakau yang telah musnah dan rusak akibal penebangan-penebangan, baik diambil kayunya untuk dijadikan kaytu bakar maupun dieksploitasi untuk membuka tambak-tambak ikan. Diperkirakan hutan bakau di dunia luasnya sekitar IS juta hektare, 47,8% diantaranya terdapat di Indonesia. Namun sangat disayangkan dari 8,6 juta hektare hutan bakau yang terdapat di Indonesia, sekarang ini yang masih bersisa hanya tinggal 32% yang baik, selebihnya yaitu sekitar 68% atau 5,9 juta hektare telah musnah dan rusak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dirjen Rehabilitasi lahan, kerusakan hutan bakau yang terbanyak terdapat di luar kawasan hutan yang mencapai 4,2 juta hektare (87,5%) sedangkan di dalam kawasan hutan mencapai 1,7 juta hektare (44,73%).
Kawasan hutan bakau menyediakan banyak nutrisi bagi makhluk-makhluk yang hisup di ekosistem tersebut Makhluk hidup yang banyak ditemukan di ekosistem ini antara lain ikan, kepiting, udang, siput, tiram, burung, monyet, dan beberapa di antara ekosistem pantai juga seringkali ditemukan buaya.
Keadaan ekosistem pantai yang tertutup hutan bakau banyak sekali manfaatnya bagi manusia. Manfaat ekosistem hutan bakau antara lain:
1.     melindungi pantai dari bahaya abrasi
    Akar-akar tanaman bakau yang mencuat ke atas permukaan tanah dapat berfungsi untuk menahan hantaman ombak laut sehingga bahaya abrasi pantai dapat dicegah.
2.    Mencegah terjadinya perembesan air asin ke daratan
    Dengan banyak terdapatnya pohon-pohon bakau di tepi pantai, perembesan air asin ke daratan dapat chhindarkan. Sehingga rusaknya hutan bakau di tepi pantai dapat mengakibatkan perembesan air asin akan sampai ke daratan. Sebagai Contoh: di pantai Jakarta dari 1.200 hektare hutan bakau tahun 1988, pada tahun 2003 tinggal hanya 327 hektare (27%), sehingga menyebabkan peresapan air asin dari laut mencapai 14 km. Tentu hal ini tidak bisa terus dibiarkan. Menurut kalian apakah yang harus dilakukan untuk mencegahnya? Coba kalian diskusikan demngan teman dan gurumu di kelas.
3.    Melindungi hewan dan ikan yang hidup di sekitamya
    Hutan bakau dapat dijadikan sebagai tempat berlindung bagi berbagai jenis hewan seperti ikan kecil, udang, dan kepiting dari pemangsa-pemangsanya atau dari gerakan ombak yang kuat.
4.    Tempat Berkembangbiak bagi ikan, udang, dan kepiting
    Banyak jenis-jenis ikan tertentu, udang dan kepiting menjadikan hutan bakau sebagai tempat untuk bertelur, dan setelah cukup dewasa baru pergi menuju ke laut lepas seperti ikan-ikan laut lainnya.
5.    Menahan sedimen dan zat makanan
    Akar-akar pohon bakau dapat menahan sedimen-sedimen yang di bawa oleh air dari hasil erosi di kawasan itu. Sedimen-sedimen yang dibawa oleh air mengandung banyak zat-zat makanan yang diperlukan oleh pohon-pohon bakau sehingga pohon bakau tumbuh subur, Sedangkan daun-daun portion bakau yang membusuk dan terurai dapat dijadikan sebagai sumber makanan bagi makhluk lyang hdiup disekitaniya.
6.    Menghasilkan Kayu
    Kayu pohon bakau banyak dimanfaatkan untuk dijadikan arang bahan bakar. Selain dijadikan arang, ada pula yang dijadikan bahan bangunan, bahkan perekat untuk pembuatan plastik.
7.    Pariwisata
    Hutan bakau yang luas dan masih alami, banyak dikunjungi oleh para wisatawan sebagai tempat untuk berekreasi menikmati keindahan hutan bakau dan kesunyian alaminya.

Untuk mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan oleh rusaknya hutan bakau, perlu dilakukan beberapa upaya penanggulangan, antara lain:
1.    Hutan-hutan bakau yang masih tersisa agar dilindungi dari penjarahan secara teras menerus oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
2.    Melarang penebangan hutan bakau tanpa ijin dari pihak berwenang. Hal ini penting agar penebangan yang dilakukan dapat menjamin kelestarian hutan bakau.
3.    Melarang hutan bakau untuk dijadikan tempat periuasan kawasao pemukiman, terutama di kota-kota besar yang berada di pinggir pantai.
4.    Hutan-hutan bakau yang tclah rusak harus direhabilitasi, dan bagi kawasan hutan bakau yang telah musnah, ditanami kembali dengan tanaman bakau yang baru.

Pengertian Pantai dan Pesisir


Pernah kah kalian mendengan istilah pantai dan pesisir? Pantai dan pesisif merupakan dua istilah yang berbeda akan tetapi keduanya saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan karena keduanya berhubungan dengan laut.
Pesisir dapat didefinisikan sebagai bagian permukaan bumi yang terletak di antara pasang naik dan pasang surut air laut. Pada saat pasang naik, pesisir tertutup oleh air laut sedangkan pada saat surut akan narapak berupa daratan. Oleh sebab itu, pesisir akan sama panjangnya dengan pantai.
Ukuran lebar pesisir tidak sama untuk setiap pantai, karena bergantung pada jenis pantainya. Pada pantai-pantai yang sangat landai, lebar pesisir dapat mencapai beberapa puluh meter. Pada saat surut, pesisir nampak terbentang memanjang sepanjang pantai dan merupakan bentangan pasir yang indah sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu objek pariwisata di pantai.
Pada pantai-pantai yang curam, lebar pesisirnya sangat sempit sehingga ketika pasang naik, air laut tertahan oleh dinding pantai dan tidak dapat mengalir lebih jauh ke arah daratan.
Pantai mengandung pengertian sebagai bagian daratan yang terdekat ke laut. Batas daratan dengan laut seolah-olah membentuk suatu garis yang dinamakan garis pantai. Keadaan dan bentuk pantai berbeda pada setiap tempat. Oleh karena itu pantai dapat dibedakan berdasarkan jenisnya. Berdasarkan jeriisnya pantai dibedakan menjadi sebagai berikut:

1.     Pantai Landai
Yang dimaksud pantai landai adalah pantai yang memiliki bentuk hampir rata dengan permukaan laut. Laut yang terdapat di pantai landai umumnya sangat dangkal. Beberapa contoh pantai landat yang dijumpat di Indonesia misalnya pantai sebeiah timur Pulau Sumatera, pantai sebeiah utara Pulau Jawa, dan pantai selatan Kalimantan. Pantai yang landai dapat dimanraatkan sebagai pelabuhan.














Gambar 7.15 Pantai yang landai dimanfaatkan sebagai pelabuhan. Sumber:  Encharta

2.     Pantai curam
Pantai curam adalah pantai yang daemhnya berbentuk curam dan menghadap ke laut. Kecuraman pantai ini disebabkan oleh adanya pegunungan yang terbentang di sepanjang pantai sehingga lereng yang curam langsung berbatasan dengan laut Di daerah-daerah pantai seperti ini seringkali banyak ditemukan gua-gua pantai yang terbentuk oleh pukulan ombak yang terjadi setiap saat. Beberapa contoh pantai curam yang terdapat di Indonesia banyak ditemukan di pantai barat Sumatera/ pantai selatan Jawa dan pantai-pantai lain yang lautnya berbatasan dengan daerah pegunungan.

3.     Pantai karang
Adapun yang dimaksud dengan pantai karang adalah pantai yang di sepanjangnya banyak ditemukan pulau-pulau karang, seperti di pantai timur laut Benua Australia.
4.     Pantai mangrove (pantai bakau)
Nama lain untuk pantai mangrove adalah pantai bakau. Pantai mangrove ialah pantai yang hampir sebagaian besar wilayahnya tertutup oleh hutan bakau. Pantai-pantai seperti ini banyak ditemukan di daerah tropis. Pantai mangrove dicirikan dengan banyaknya lumpur serta sering tergenang oleh air terutama ketika pasang naik. Pantai mangrove banyak terdapat di pantai timur Sumatera dan pantai-pantai rendah lainnya di seluruh Nusantara.

Pengertian Landas Kontinen, Laut Teritorial, dan Zona Ekonomi Ekslusif


Seringkali kalian mendengar istilah mengenai zona laut yang dinamakan landas kontinen, laut teritoria] dan zona ekonomi eksklusif. Tahukah kalian apa maksud dari istilah-istilah tersebut. Untuk kbih jelasnya berikut akan dijelaskan mengenai pengertian maisng-masing istilah tersebut.

1.     Landas Kontinen
Mengenai batas landas kontinen diumumkan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Februari 1969 melalui UU No.l Th.1969 serta UU No.l Th.1973 tentang landas kontinen yang didasarkan atas wilayah perairan Indonesia.
Yang dimaksud dengan landas kontinen yaitu bagian dasar laut yang ditinjau dari segi geologis dan morfologis merupakan kelanjutan dari daratan bagi negara yang wilayahnya berbatasan dengan laut. Jarak wilayah landas kontinen dari wilayah daratan yang bersangkutan tidak terlalu jauh dan dapat diukur sejauh 200 mil dari garis dasar. Pada kondisi tertentu yang mana landas kontinen tumpang tindih dengan landas kontinen negara tetangga, maka diadakan kesepakatan dalam berrtuk perjanjian dengan negara-negara tetangga, sebagai contohnya adalah sebagai berikut:
a.    Batas landas kontinen di Selat Malaka bagian utara dan Laut Andaman antara Indonesia dan Thailand telah disepakati di Bangkok tanggal 17 Desember 1971 dan berlaku mulai tanggal 7 April 1972.
b.    Batas landas kontinen di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan antara Indonesia dan Malaysia yang telah disepakati tanggal 27 Oktober 1969 di Kuala Lumpur dan berlaku mulai tanggal 27 November 1969.
c.    Batas landas kontinen di Laut Andaman antara Indonesia dan India telah disepakati di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1974, dan berlaku sejak ditetapkan.

Begitu pula halnya dengan negara lain seperti Singapura, Australia, dan sebagainya telah berhasil disepakati mengenai batas landas kontinen antara Indonesia dan negara-negara tersebut.
Dengan demikian suatu negara yang memiliki landas kontinen memiliki hak sepenuhnya dalam memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di atas landas kontinen tersebut maupun yang terkandung di bawah dasar lautnya.

2.     Laut Teritorial
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia yang terkenal sebagai negara kepulauan atau negara maritim memiliki laut yang lebih luas jika dibandingkan dengan luas daratannya. Luas Indonesia meliputiu daratan 1,9 juta km2 dan laut sekitar 7,9 juta km2 yang terdiri dari laut teritorial, laut nusantara, dan zona ekonomi eksklusif (ZEE). Untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ganguan-gangguan negara lain, maka pemerintah Indonesia pada tanggal 13 Desember 1857 mengeluarkan Deklarasi Juanda yang mencetuskan konsep Wawasan Nusantara.
Yang dimaksud dengan Wawasan Nusantara yaitu cam pandang bangsa Indonesia tentang perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan. Dalam deklarasi Juanda dinyatakan bahwa batas perairan wilayah Indonesia sejauh 12 mil dari garis dasar pantai pulau-pulau terluar ke arah laut bebas. Garis dasar pantai yaitu garis pantai rata-rata pada keadaan pasang surut air laut dari hasil pengamatan selama puluhan tahun. Ukuran jarak yang digunakan adalah mil laut. Jarak satu mil laut sama dengan satu detik bujur derajat bumi (satu per enampuluh menit) sama dengan 1852 meter. Bandingkan dengan jarak 1 mil Inggris = 1069 meter.
Perairan wilayah Indonesia yang juga dinamakan Laut Teritorial, terletak antara garis dasar pantai pulau terluar sampai ke garis batas teritorial. Dengan demikian, luas perairan Indonesia pada saat itu adalah 3,1 juta km2 tidak termasuk ZEE, yang terdiri dari laut teritorial dan laut nusantara. Laut nusantara yaitu laut yang letaknya di antara pulau-pulau di Indonesia seperti Laut Jawa, Laut Banda, Seiat Makassar, dsb.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) No,4 Th.1960 yang dikeluarkan 18 Februari 1960, bertujuan untuk mengatur kapal-kapal asing yang berlayar di perairan Indonesia. Sebelumnya untuk mengatur hak lintas bebas yang diganti dengan hak lintas damai. Dengan demikian, kapal-kapal perang asing yang hendak melewati perairan Indonesia dapat kita larang, karena di perairan kita tidak berlaku lagi hak lintas bebas seperti sebelumnya.

3.     Zona Ekonomi Eksklusif
Mengenai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) telah dikeluarkan pengumumannya oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980 yaitu sejauh 200 mil laut diukur dari garis dasar pantai. Hak yang dimiliki oleh suatu negara dalam hal ZEE ini pada dasarnya sama dengan hak landas kontinen yaitu hak untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya, baik di dalam laut, dasar laut, atau di bawah dasar laut.
Hak pelayaran, pemasangan pipa, maupun kabel*kabel di dasar laut tetap dihormati dan dibenarkan sepanjang masih memenuhi ketentuan hukum-hukum laut internasional. Dengan ditetapkannya ZEE ini berarti luas perairan Indonesia telah bertambah luasnya sekitar 2,7 juta km2 dari luas sebelumnya.
Dengan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah mengenai perairan laut wilayah, landas kontinen dan zona ekonomi eksklusif, yang sesuai dengan prinsip wawasan nusantara, maka seluruh perairan Indonesia dengan pulau-pulau dan penduduk serta kekayaan alam yang ada di dalamnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Dengan demikian berarti kesatuan ideologi yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan satu denga yang lainnya, baik di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan. Gangguan dan ancaman terhadap salah satu bagian wilayah di Indonesia, berarti merupakan gangguan dan ancaman terhadap seluruh wilayah Indonesia, dan harus kita tangani secara bersama.

Zona Laut Menurut Letak dan Kedalaman


Air yang menutupi sebagian besar permukaan bumi dan berada paling rendah disebutJo&i. Pada umumnya laut yang ada di permukaan bumi saling bertermu sehingga permukaan air laut sama tingginya. Permukaan air laut umum digunakan sebagai acuan untuk mengukur suatu ketinggian, misal ketinggian kota Bandung kira-kira 700 m di atas permukaan laut. Kedalaman laut sendiri selalu diukur terdadap permukaan laut.
Luas permukaan laut kira-kira 71% luas permukaan bumi. Pada Tabel di bawah ini diperlihatkan bahwa luas laut di beiahan bumi selatan lebih besar daripada luas laut di beiahan bumi utara.

Tabel
Luas permukaan laut dan daratan di beiahan bumi utara dan selatan

Belahan Bumi
Utara
Selatan
Luas Daratan
(dalam %)
39
19
Luas Laut
(dalam %)
61
81
Lautan dapat diklasifikasikan berdasarkan letak, kedalamannya, dan terjadinya, Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dijelaskan masing-masing.

1.     Jenis Laut Berdasarkan Letaknya

Berdasarkan letaknya laut dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis sebagai berikut.
a.    Laut tepi adalah laut yang ada di tepi atau di pinggiran benua. Misalnya Laut Cina Selatan, Laut Jepang, dan lain-lain. Laut Cina selatan terletak di tepi benua Asia seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

b.    Laut pedalaman, yaitu laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan, misalnya: Laut Baltik, Laut Hitam, Laut Adriatik, Laut Merah, seperti diperiihatkan pada gambar berikut.
c.    Laut tengah adalah laut yang diapit oleh dua benua. Misalnya Laut Merah dan Laut Tengah. Laut Tengah diapit oleh Benua Eropa dan Benua Asia seperti diperiihatkan pada gambar berikut.







Di samping itu berdasarkan letaknya adapula laut yang dinamakan selat dan Teluk. Selat adalah laut yang terletak diantara dua pulau, Misalnya Selat Makasar, Selat Maluku, Selat Bali, dan Selat Sunda. Selat Sunda terletak di antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa seperti diperlihatkan pada gambar berikut.
Sedangkan Teluk adalah laut yang menjorok masuk ke daratan. Misalnya Teluk Bone, Teluk Jakarta, Teluk Semangka, Teluk Cendrawasih, dan Teluk Papua sewperti diperiihatkan pada gambar berikut.

2.     Jenis Laut Berdasarkan                     Kedalamannya
Berdasarkan tingkat kedalamannya, dasar laut dibagi menjadi empat zona berikut ini.

a.    Zona literal, yaitu daerah pantai yang terletak di antara garis pasang tertinggi dan pasang terendah.
b.    Zona neritik, yaitu bagian dasar laut yang terletak dari batas pasang terendah sampai kedalaman 200 meter. Yang termasuk zona ini, antara lain Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, dan Selat Malaka.
c.    Zona batial, yaitu bagian dasar laut yang terletak pada kedalaman antara 200 meter sampai 2.000 meter.
d.    Zona abisal, yaitu bagian dasar laut dengan kedalaman lebih dari 2.000 meter. Zona ini biasanya ditandai dengan adanya palung dan basin.

3.     Jenis Laut Menurut Cara Terjadinya
Berdasarkan cara terjadinya jenis laut dibedakan sebagai berikut.
a.    Laut transgresi, Laut seperti ini terjadi sebagai akibat permukaan air laut di muka bumi naik, misalnya setelah berakbirnya zaman es (zaman glasial), air laut naik 70 m sehingga bagian daratan yang rendah digenangi oleh air laut. Contoh: Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, Laut Arafuru dan sebagainya.
b.    Laut ingresi, Laut jenis ini teriadinya disebabkan oleh dasar laut yang turun akibat gerakan-gerakan tektonik, baik secara horizontal maupun vertikal Laut ini umunmya sangat dalam, seperti; Laut Banda (7.440 m), Laut Jepang (4.000 m), Laut Tengah (4.400 m), dan sebagainya.
c.    Laut regresi, laut sepoerti ini dinamakan juga laut yang hilang atau laut yang mettgalami penyempitan. Pada zaman glasial, laut di permukaan bumi turun, sehingga laut-laut mengalami penyempitan dan yang dangkal menjadi daratan. Contoh: Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, dan Laut Araruru, pada waktu zaman es (zaman glasial) menjadi daratan sehingga pada waktu itu diperkirakan Indonesia bagian barat menjadi satu dengan Benua Asia dan Papua bersatu dengan Benua Australia. Laut regresi juga dapat terjadi disebabkan oleh naiknya dasar laut akibat gaya endogen dari dalam bumi.

Bentuk Tubuh Air Tanah


Air hujan yang jatuh pada permukaan bumi selain menuju ke tempat-tempat rendah juga meresap ke dalam tanah, sehingga air itu berada di bawah permukaan bumi. Air seperti ini dinamakan air tanah. Air tanah di bawah permukaan bumi dapat berupa air diam, air kapiler, sitngai bawah tanah, geiser, artesis dan travertin.
 a.     Air diam
Di bawah perrmukaan bumi terdapat air, Permukaan air ini dapat naik atau turun bergantung pada banyaknya air hujan yang meresap ke dalam tanah. Di dataran tinggi atau daerah pegunungan, permukaan air berada kira-kira 40 m atau lebih di bawah permukaan tanah. Di dataran rendah pantai atau lembah sungai, permukaan air itu dekat ke permukaan. Membuat sumur adalah usaha kita untuk menemukan air diam ini. Oleh karena itu, kedalaman sumur yang kita buat bergantung pada kedalaman air diam di dalam tanah tempat sumur dibuat.
Mata air adalah tempat keluarnya air diam. Mata air sering kali terdapat di tempat yang miring, misalnya tebing.
b.    Air kapiler
Air kapiler adalah air tanah yang naik ke atas melalui akar tumbuh-tumbuhan (berfungsi sebagai pipa kapiler) untuk diangkut menuju batang dan daun tumbuh-tumbuhan tersebut.
c.    Sungai bawah tanah
Sungai bawah tanah teriadi karena air yang sudah merembes ke dalam tanah mengalir ke tempat yang rendah. Biasanya sungai tersebut terdapat di daerah batuan kapur (batu gamping). Terjadinya sungai di bawah tanah dijelaskan sebagai berikut.
Air mudah melarutkan batuan kapur. Pada kedalaman tertentu, pelarutan itu dapat membentuk terowongan. Jika dasar terowongan bersifat kedap air, terjadilah sungai bawah tanah. Air sungai ini keluar ke permukaan bumi di tempat lain.











Gambar 7.7  Sungai yang mengalir melalui gua bawah tanah {sungai bawah tanah) kadang- kadang dapat ditelusuri oleh wisatawan.

d.    Geiser
Geiser adalah uap air panas yang menyembur ke permukaan bumi secara berkala Geiser terjadi karena air di dalam tanah mendapat pemanasan yang berasal dari dalam bumi.
Contohnya adalah geiser yang terdapat di Cisolok dekat Pelabuhan Ratu (Jawa Barat) dan geiser di Grobogan dekat Purwodadi (Jawa Tengah).
Geiser di Grobogan berupa airgaram dan gas yang rnenyemprot ke atas dengan mengeluarkan. suara. Masyarakat menyebutnya sumber air panas.

e.    Artois atau artesis
Terjadinya artois atau artesis dilukiskan pada Gambar disamping ini.
Lapisan batuan yang dapat merembeskan air sering berpangkal di permukaan yang tinggi. Lapisan ini menyusup ke bawah permukaan yang melengkung dan berhenti di tempat yang rendah. Di sebelah atas dan bawah lapisan ini terdapat lapisan batuan yang kedap air (serpihan).
Jika kita melakukan pengeboran di tempat yang rendah. air yang terdapat di dalam lapisan rembes air tadi menyemprot keluar. Tinggi semprotan bergantung pada beda tinggi antara pangkal lapisan dan muiut pengeboran. Air yang terdapat di dalam lapisan rembes inilah yang kita sebut artois atau artesis. Contoh artois ataui artesis banyak terdapat di daerah Jakarta.
f.     Travertin
Air bawah tanah di daerah kapur dapat muncul ke permukaan bumi. Larutan gamping yang terbawa ke permukaan bumi mengendap, kering dan lama kelamaan terbentuklah gunung gamping. Mata air seperti ini disebut travertin. Contoh travertin tertinggi, yaitu lebih dan 10 m, terdapat di Ciseeng, dekat Bogor, dan di Parangtritis.

Waduk


Waduk dibuat oleh manusia untuk menampung air hujan dan air sungai, sehingga disebut juga danau buatan.seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Contoh waduk-waduk besar di Indonesia adalah Jatiluhur di Purwakarta (Jawa Barat), Gajahmungkur di hulu Bengawan Solo, Sempor, Kedungombo (Jawa Tengah), Karangkates dan Selorejo di Kali Brantas (Jawa Tirnur), Riam Kanan di Kalimantan Selatan, dan Bakaru di Sulawesi Selatan.
Manfaat waduk adalah sebagai berikut:
1.    mencegah banjir di musim hujan,
2.    mencegah kekeringan di musim             kemarau,
3.    pengairan,
4.    pembangkit tenaga listrik,
5.    perikanan darat,
6.    olahraga air (seperti dayung dan ski),             dan
7.    rekreasi.

Rawa


Lahan-lahan yang telah jenuh dengan curah hujan tidak dapat lagi membuang air yang berlebihan. Terjadilah genangan air yang sangat dangkal dan penuh dengan tumbuh-tumbuhan. Genangan air seperti inilah yang dinamakau rawa. Dalam beberapa hal, rawa merupakan fenomena musiman, walaupun ada juga rawa-rawa yang bersifat permanen.
Air rawa memiliki ciri airnya asam dan berwama coklat sampai kehitam-hitaman. Rawa-rawa ada yang terdapat di pedalaman daratan tetapi banyak pula yang terdapat di sekitar pantai. Air rawa di sekitar pantai sangat dipengruhi oleh pasang surutnya air laut. Pada saat air laut pasang permukaan rawa tergenang dan saat air laut surut daerah ini kering. Rawa di tepi pantai ini banyak ditumbuhi oleh pohon bakau sedangkan yang ada di daerah pedalaman banyak ditumbuhi palem nipah (sejenis palern). Rawa-rawa “di Indonesia banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi (sekitar pantai) dan sepanjang pantai Provinsi Irian Jaya (Papua).

Danau

Danau
Danau adalah kumpulan air yang terdapat di dalam suatu cekungan. Danau tidak mempunyai aliran ke luar menuju laut, seperti sungai. Luas danau kurang lebih satu kilometer persegi. Danau dapat terbentuk oleh berbagai faktor, sehingga dikenal berbagai klasifikasi danau . Menurut terbentuknya, danau di Indonesia dapat dibedakan sebagai berikut:
1)    Danau tektonik
    Danau tektonik adalah danau yang cekungannya terbentuk oleh lapisan batuan (kerak bumi) yang mengalami patahan karena tenaga endogen seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini. Beberapa contohnya adalah Danau Toba, Danau Poso, dan Danau Towuti.
2)     Danau vulkanik
    Danau vulkanik atau danau kawah. yaitu danau yang cekungannya terbentuk karena letusan gunung berapi yang menimbulkan kawah luas di puncaknya. Kawah tersebut kemudian terisi oleh air hujan dan terbentuklah danau. Contoh: Danau vulkanik antara lain danau Kawah Gunung Kelud dan Gunung Batur, Gunung Ijen, dan Gunung galunggung.
3)     Danau bendungan
    Danau bendungan yaitu danau yang cekungannya terbentuk oleh batu-batu yang berjatuhan dan membendung aliran sungai. Danau tipe ini terbetuk di wilayah pegunungan,
4)     Danau karst atau dolina
    Danau karst atau dolina terjadi karena batuan daerah kapur dilarutkan oleh air hujan yang banyak mengandung CO2 sehingga terbentuklah cekungan, yang dinamakan dolina seperti dierlihatkan pada gambar di samping ini.
    Oleh karena dasar cekungan kedap air maka ia akan terkumpul, dan terbentuklah danau karst. Beberapa contohnya adalah danau karst di Pegunungan Sewu, Yogyakarta.
5)     Danau flasial
    Danau flasia adalah danau di daerah gletser, misalnya danau-danau di perbatasan antara Amerika Serikat dan Kanada.

Sungai


Sungai adalah aliran air tawar dari sumber alamiah di daratan yang menuju dan bermuara ke danau, laut, samudera, atau sungai lain yang besar. Arus air di bagian hulu umumnya terletak di daerah pegunungan sangat deras. Sedangkan dekat muara arusnya tenang. Jalan air sungai seringkali berliku-liku karena pengikisan dan pengendapan di sepanjang palung sungai seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini.


Hasil pengikisan air, berupa batu-batu besar dan kecil, diangkut arus sungai menuju ke hilir. Ketika alirannya menjadi lambat, batu-batuan itu diendapkan, mula-mula yang besar dan berat, kemudian yang kecil. Bahan yang halus, seperti pasir dan lumpur, diendapkan di daerah muara.
Endapan dapat membentuk suatu ambang di muara sehingga air tidak dapat mengalir dengan cepat. Pada waktu pasang, permukaan air laut naik dan dapat mengakibatkan. banjir. Umumnya pelabuhan-pelabuhan di Indonesia terletak di daerah muara sungai sehingga lumpur yang diendapkan oleh air secara perlahan-lahan dapat menutup pelabuhan-pelabuhan. Terjadilah pendangkalan. Untuk mencegah pendangkalan, pelabuhan-pelabuhan harus dikeruk pada waktu-waktu tertentu.
Hampir kebanyakan sungai bermuara sampai ke laut atau danau-danau. Tetapi, ada pula sungai-sungai yang muaranya tidak dapat mencapai laut. Sungai yang muaranya tidak mencapai laut banyak terdapat di daerah gurun yang amat kering. Di Australia, sungai jenis ini disebut creek dan di Arab disebut wadi. Pada saat hujan, palung-palung sungai itu berisi air tetapi bilamana hujan tidak ada, sungai-sungai ini hanya berupa palung-palung yang kering. Air hujan yang mengalir tidak dapat mencapai laut karena banyak meresap ke dalam tanah yang kering dan ada pula yang habis menguap kembali ke atmosfer.
Besarnya volume air yang mengalir pada suatu sungai dalam satuan waktu pada titik tertentu di sungai itu, disebut debit air. Debit air sungai terkecil terdapat di bagian hulu, sedangkan yang terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang besar berarti debit airnya besar, sebaliknya, sungai yang kecil berarti debit airnya kecil.
Berdasarkan sumber airnya, sungai dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yitu sungai hujan, sungai gletsyer dan sungai campuran . Untuk lebih jelasnya ketiga sungai tersebut akan dijelaskan berikut ini.
1)     Sungai hujan
    Sungai hujan adlah sungai yang airnya berasal dari air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung.. Pada umumnya, sungai-sungai di Indonesia tergolong jenis sungai hujan, kecuali beberapa sungai di Provinsi Papua tergolong sungai campuran.
2)     Sungai gletsyer
    Sungai gletsyer adalah sungai yang airnya berasal dari gletsyer atau salju yang telah mencair. Gletsyer adalah lapisan es yang bergerak secara perlahan melalui lembah menuruni pegunungan-pegunungan karena gaya beratnya. Sungai gletsyer banyak terdapat di daerah-daerah beriklim dingin dan sekitar kutub.
3)     Sungai campuran
    Sungai yang asal airnya berasal dari gletsyer yang mencair dan juga air hujan disebut sungai campuran. Karena perubahan suhu, salju dan gletsyer sewaktu-waktu dapat mencair dan mengisi lembah-lembah sungai di sekitarnya. Disamping itu, karena daerah tersebut juga mempunyai presipitasi yang cukup tinggi maka air hujan di daerah itu juga masuk ke dalam palung-palung sungai. Contoh sungai campuran yang terdapat di Indonesia yaitu sungai Digul dan Memberamo di Provinsi Papua, kedua sungai tersebut hulunya berada di sekitar Puncak Jayawijaya yang puncaknya selalu tertutup salju abadi.

Di samping dibedakan menjadi tiga jenis di atas sungai juga dapat diklasifikasikan berdasarkan denit airnya. Berdasarkan debit airnya sungai dapat dikelompokkkan ke dalam tiga jenis antara lain:
1)    Sungai permanen
    Sungai Permanen adalah sungai yang debit airnya selalu tetap sepanjang tahun. Pada musim penghujan maupun musim kemarau perbedaan debit airnya tidak terlalu mencolok. Beberapa sungai permanen di Indonesia Contohnya yaitui Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Kapuas, Sungai Musi, dan Sungai Memberamo
2)    Sungai periodik
    Sungai periodik adalah sungai yang airnya berlimpah pada musim penghujan dan sedikit pada musim kemarau. Sungai-sungai jenis ini di Indonesia banyak terdapat di Pulau Jawa, karena Daerah aliran sungai di Pulau Jawa sudah banyak berubah menjadi daerah pertaman. Contoh sungai periodik adalah Sungai Bengawan Solo dan Kali Brantas.
3)     Sungai episodik
    Sungai episodik adalah sungai yang debit airnya banyak pada musim penghujan dan kering pada musim kemarau. Sungai-sungai seperti ini banyak terdapat di daerah-daerah yang musim kemaraunya sangat panjang dibandingkan musim penghujannya. Contoh sungai episodik di Indonesia yaitu Sungai Kalada di Pulau Sumbawa.
    Kebanyakan sungai di Indonesia banyak dimanfaatkan Sebagai transportasi air di pedalaman, misalnya sungai-sungai di daerah poedalaman kalimantan.

Siklus Hidrologi dan bagian-bagiannya

Siklus Hidrologi dan bagian-bagiannya
Air di muka bumi memiliki jumlah yang tetap dan selalu bergerak dalam suatu putaran secara terus-rnenerus yang disebut siklus hidrologi atau daur hidrologi. Hal ini terjadi akibat pengaruh sinar matahari. Siklus hidrologi dibedakan atas tiga bagian yaitu:
1.     Siklus air pendek
    Pada bagian sikius hidrologi ini air laut menguap selanjutnya melalui proses kondensasi mengetlami perubahan menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan akbirnya langsung jatuh ke laut dan akan kembali berulang menjadi air dalam bentuk curah hujan.
2.     Siklus air sedang
    Pada siklus hiodrologi ini air laut pada mulanya menguap kemudian dibawa oleh angin menuju ke arah daratan, kemudian melalui proses kondensasi akan berubah menjadi awan yang selanjutnya jatuh dalam bentuk hujan di daratan dan meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai atau saluran-saluran.
3.     Siklus air panjang
    Pada siklus hidrologi ini air laut mengalami penguapan, setelah mengalami kondesasi menjadi awan lalu terbawa oleh angin ke tempat di daratan yang lebih tinggi dan terjadilah hujan salju atau es di pegunungan-pegunungan yang tinggi. Bongkah-bongkah es kemudian mengendap di puncak gunung dan karena adanya gaya berat kemudian meluncur ke tempat yang lebih rendah, lalu mencair dan akhirnya mengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut.

Pada siklus hidrologi terjadi proses kondensasi dan sublimasi. Proses kondensasi yaitu proses berubahnya uap air menjadi butiran air, sedangkan proses sublimasi yaitu berubahnya uap air menjadi butiran es atau salju. Berdasarkan perkiraan, air yang terdapat di permukaan bumi seluruhnya dapat mencapai 360.000.000 km3. Kurang lebih 1.320.000.000 km3 berada di lautan yang berupa samudera-samudera dan sisanya bersirkulasi pada atmosfer ke daratan dan kembali ke laut.
Air yang berada di permukaan bumi dan di udara berwujud cair, gas, dan padat (es atau salju). Jika mengalami perubahan suhu, air dapat berubah menjadi es yang disebut membeku, atau sebaliknya es akan berubah menjadi air yang disebut mencair, dan air yang mencair tcrsebut dapal puja berubah menjadi gas melalui proses penguapan..
Dalam kurun waktu setahun tidak kurang dari 500.000 km’ air di muka bumi berubah menjadi gas dan di kembalikan ke atmosfer. Kurang lebih 430.000 km air laut berubah menjadi uap air atau sekitar 1.000 km setiap hari, dan sisanya 70.000 km menguap dari daratan termasuk periguapan yang berasal dan tubuh tumbuhan yang kita kenal sehagai proses traspirasi. Uap air yang berada di udara dapat berubah menjadi butiran air atau es. Apabila suhu miara mengaianii penurunaii butuan au berubah menjadi kristal-kristal es, lama kelamaan semakin banyak sehingga udara tidak mampu lagi menahan beratnya yang akhirnya akan jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan, Buliran-butiran air atau kristal-kristal es yang masih bertahan dan melayang-layang di udara karena amat kecil kita, kenal sebagai awan.
Setiap tahunnya curah hujan, yang jatuh ke permukaan bumi hampir sekitar 500.000 km’, yang ierdiri dari 390.000 km langsung jatuh di lautan luas atau samudera. dan sisanya yang 110.000 km3 lagi jatuh di daratan.
Air yang berada di permukaan bumi Persebarannya jika dipersentasekan adalah sebagai berikut: Air laut 97,5%, air sungai, air danau, air tanah, dan salju 2,449%, serta berupa uap air 0,001%.

Soal Latihan Geografi smp: Atmosfer dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan

A.     Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1.    Manfaat ozon bagi permukaan bumi yaitu ....
    a.    melindungi bumi dan radiasi sinar ultra violet
    b.    menjaga bumi agar tetap hangat
    c.    pamantul geiombang radio
    d.    melindungi bumi dari jatuhan meteor

2.    Lapisan Atmosfer yang paling luar disebut....
    a.    mesoster    
    b.    mesopause
    c.    termosfer   
    d.    ionosfer

3.    Iklim yang dipengaruhi oleh keadaan fisis suatu wilayah disebut....
    a.    iklim tropis     
    b.     iklim setempat
    c.    iklim fisis     
    d.     iklim ugahari

4.    Menurut hukum Buys Ballot angin di daerah sebelah utara kbatutistiwa selalu membelok ke arah ....
    a.    kiri   
    b.    atas   
    c.    kanan   
    d.    bawah

5.    Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah....
    a.    Higrometer    
    b.    Barometer
    c.    Fluviograf   
    d.    Termometer

6.    Tekanan udara normal di pertnukaan laut adalah ....
    a.    760 mb   
    b.    1000 mb      
    c.    960 mb     
    d.    013 mb
7.    Kecepatan angin bertiup tergantung dari faktor berikut ini, kecuali....
    a.    besarnya perbedaan tekanan udara
    b.     adanya penghalang terhadap angin berti up
    c.    jarak antara tempat yang berbeda tekanan udaranya
    d.    perbedaan ketinggian antara tempat berbeda

8.    Di daerah tropis dapat ditemukan daerah yang ditutupi oleh salju, hal ini disebabkan oleh faktor....
    a.    sinar matahari   
    b.    angin
    c.    ketinggian tempat     
    d.    tekanan udara

9.    Temperatur rata-rata tahunan di daratan dibandingkan dengan di permukaan laut adalah...
    a.    lebih rendah     
    b.    lebih tinggi 
    c.    sama    
    d.    kadang-kadang lebih tinggi, kadang-kadang lebih rendah

10.    Angin musim barat di Indonesia terjadi pada bulan....
    a.    Januari - Juni   
    b.    Juli - December
    c.    April - Oktober     
    d.    Oktober - April

11.    Angin darat terjadi pada ....
    a.    malam      
    b.    pagi
     c.    siang        
    d.    sore

12.    Kelembaban udara yang dinyatakan dalam persen (%) disebut dengan kelembaban....
    a.    mutlak   
    b.    absolut   
    c.    nisbi   
    d.    khusus

13.    Hujan yang terjadi karena arus udara vertikaJ banyak membawa uap air tergolong jenis
    a.    orografis      
    b.    zenit       
    c.    frontal      
    d.    cyclon

14.    Kering dan panas, merupakan sifat dari angin ....
    a.    laut       
    b.    musim       
    c.    darat     
    d.    fohn
15.    Unsur gas yang terbesar jumlahnya di atmosfer ialah...
    a.    Oksigen      
    b.    Karbondioksida 
    c.    Argon      
    d.    Nitrogen


B.     Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1.     Jelaskan fungsi lapisan troposfer bagi kehidupan!
2.     Gambarkan susunan lapisan atmosfer!
3.     Jelaskan perbedaan antara cuaca dan iklim!
4.     Sebutkan alat-alat pengukur cuaca/iklim yang Anda ketahui!
5.    Jelaskan pengertian kelembaban mutlak (absolut) dan kelembaban nisbi (relatif)!

Menghitung Suhu Tempat Berdasarkan Ketinggian di atas permukaan Laut


Keadaan temperatur atau suhu udara di suatu tempat dapat diperhitungkan jika dapat diketahui berapa ketinggian tempat tersebut dari permukaan laut. Semakin tinggi letak suatu tempat dari permukaan laut, semakin rendah temperatur atau suhu udara di tempat tersebut.
Di daerah tropis, perbedaan temperatur atau suhu udara pada setiap selisih ketinggian 100 m rata-rata 0,6°C bervariasi. Sebagai patokan untuk mengukur temperatur atau suhu udara berdasarkan ketinggian, dapat kita gunakan temperatur atau suhu udara rata-rata di permukaan laut tepi pantai pada ketinggian 0 m, Jika data mengenai temperatur udara di permukaan laut setempat tidak diketahui, sebagai patokannya dapat menggunakan data temperatur udara daerah pantai yang terdekat dengan lokasi tersebut, Sebagai contoh temperatur udara rata-rata tahunan di Kota Bandung 23,4°C. Kota Bandung terletak di tepi pantai dengan ketinggian 5 m di atas permukaan laut, sedangkan Kota Jakarta terletak pada ketinggian 920 meter di atas permukaan laut. Untuk dapat menghitung suhu rata-rata udara tahunan di Kota Bandung berdasarkan ketinggian adalah sebagai berikut:
a.    selisih ketinggian Kota Bandung dengan Kota Jakartaialah: 920 m - 5 m - 915 m..
b.     temperatur rata-rata tahunan di Kota Bandung 23,4°C- {(915 m : 100) x 0,6°Q = (23,4 - 5,49)°C - 17,91°C
Menurut data dari Badan Meteorologi dan Geofisika, temperatur udara rata-rata tahunan di Kota Bandung adalah 18,2°C, dengan demikian berarti terdapat selisih 0,29°C dengan perhitungan tersebut di atas. Keadaan itu membuktikan bahwa keadaan suhu udara tidak hanya ditentukan oleh ketinggian tempat, melainkan juga masih ada fektor-faktor lain yang turut mempengaruhi, misalnya keadaan kelembaban udara, banyaknya curah hujan, keadaan vegetasi di daerah tersebut, taau hal yang lainnya dan sebagainya.

Penakar Hujan


Keadaan hujan di setiap tempat dapat diketahui dengan pengukuran curah hujan. Alat pengukur curah hujan dinamakan penakar hujan, Ada dua jenis penakar hujan, yattu penakar hujan biasa dan pencatat hujan otomatis. Penakar hujan biasa mengukur banyak hujan yang jatuh selama 24 jam dengan menggunakan gelas ukur seperti diperlihatkan alatnya pada gambar (a) di bawah ini. Sedangjkan Pencatat hujan otomatis langsung mencatat curah hujan pada kertas yang dipasang pada atat itu Gambar (b). Kertas pencatat sama seperti kertas barogram, tetapi pada sisi kiri kertas ditandai dengan angka curah hujan.












Gambar 6.29  (a) Penakar hujan biasa,     (b) Penakar pencatat hujan otomatis.

Higrometer


Pernahkah kalian memperhati kan rambut kalian ketika basah dan ketika kering? Ketika rambut dalam keadaan kering, rambut tampak lebih pendck, dan ketika rambut dalam keadaan basah, rambut tampak lebih panjang. Mengapa bisa demikian? Memanjang atau mernendeknya rambut ini berkaitan dengan kelembaban udara.
Sifat memanjangnya rambut ketika basah dan mernendeknya rambut ketika kering ini dimanfaatkan oleh para ahli untuk mengukur kelembaban relatif udara, Alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban relatif udara berdasarkan pada sifat rambut ketika basah dan kering ini disebut higrometer seperti dapat kamu lihat bentuknya pada gambar di samping ini.
Memanjang atau memendek nya rambut sehubungan dengan kelembaban relatif udara di suatu tempat akan. menggerakkan jarum penunjuk ke suatu angka tertentu pada skala piringan yang telah dikalibrasi.
Pada umumnya, sebuah higrometer dilengkapi dengan sebuah pena dan gulungan kertas pada drum untuk mencatat kelembaban relatif udara. Pena higrometer akan menggores dengan sendirinya pada kertas pencatat, menunjukkan besar kelembaban relatif udara pada suatu saat. Higrometer yang dilengkapi dengan pena dan gulungan kertas ini disebut higrogram, hari (tanggal) dan jam tertulis di tepi atas kertas, sedangkan kelembaban relatif udara tertulis pada tepi kin higrogram, perhatikan gambar dibawah ini.
Dengan hasil catatan mengunakan higrograf, cuaca pada hari-hari berikutnya bisa diramalkan dengan lebih teliti.






















Gambar6.28  Grafik kelembaban udara yang tercalat pada kertas higrogram. Tampak bahwa kelembaban udara turun jika suhu naik, dan sebaliknya.

Anemometer


Arah angin diketahui dengan menggunakan bendera angin seperti diperlihatkan bentuknya pada gambar berikut.
Di lapangan terbang digunakan kantong angin. Angin memutar bendera ke arah tiupan angin sehingga penunjukkan menunjukkan arah datangnya angin. Pada kantong angin, arah datangnya angin ditunjukkan oleh arah menghadapnya kantong.
Arah angin dinyatakan dalam derajat. Angin utara dinyatakan sebagai arah 360°, angin timur 90°, angin selatan 270°, dan lain-!ain perhatikan gambar berikut.
Kecepatan angin diukur dengan alat ukur yang disebut anemometer. Anemometer yang biasa digunakan adalah anemometer mangkok seperti diprlihatkan bentuknya pada gambar berikut ini.
















Gambar6.24  (a) Anemometer mangkok. Skala lingkaran pada dasar mencatat banyaknya putaran poros dalam suatu selang waktu tertentu (b) Diagram sebuah anemometer mangkok listrik yang berputar c. Grafik Catalan perubahan kecepatan angin yang dihasilkan oleh anemometer.

Alat di atas memiliki tiga mangkok yang dapat diputar pada sumbu vertikal. Bila mangkok ditiup angin maka mangkok-mangkok itu berputar dengan kecepatan putar yang sebanding dengan kecepatan angin. Kecepatan angin dibaca pada skala yang terdapat di tiang bawah anemometer.
Manfaat menentukan arah dan kecepatan angin. Penentuan arah dan kecepatan angin banyak manfaatnya, yaitu:
a.    Untuk penerbangan. Mengetahui arah dan kecepatan angin di permukaan bumi mernbantu penentuan arah dan panjang landasan kapal terbang. Selanjutnya, jumlah penumpang dan bahan bakar ditentukan dengan memperhitungkan arah dan kecepatan angin pada landasan udara yang akan dilalui. Karena itu, penyelidikan mengenai arah dan kecepatan angin pada lapisan atas udara perlu sekali.
b.    Untuk peramalan cuaca. Data mengenai arah dan kecepatan angin, su.hu dan kelembaban udara pada setiap lapisan atmosier, dipancarkan ke stasiun penerima di bumi oleh satelit. Data ini dipergunakan untuk peramalan cuaca.
Penyelidikan mengenai arah dan kecepatan angin pada lapisan atas udara. Ada dua cara yang dilakukan untuk kegiatan ini, yaitu:
a.    menggunakan balon pilot
b.    menggunakan rawin

Salon pilot terbuat dari karet, betwarna merah, dan diisi dengan gas hidrogen. Balon itu dilepaskan diikuti peneropongan dengan menggunakan teodolit, yakni teropong yang dapat mengukur sudut horisontal dan vertikal seperti diperlihatkan alatnya pada gambar berikut.
Balon itu memiliki kecepatan 100 sampai 300 meter per menit, dengan demikian dapat diketahui pula arah dan kecepatan angin pada ketinggian tertentu. Pengukuran seperti ini hanya mampu dilakukan sampai pada ketinggian 6 atau 7 km dari permukaan bumi.
Pengukuran data di atas 7 km dilakukan dengan menggunakan rawin. Rawin terbuat dari balon yang lebih besar dari balon pilot dan diiengkapi dengan reflektor atau pemancar radio. Dengan bantuan alat penerima di bumi, kedudukan balon dapat diketahui setiap menitnya, sehingga arah dan kecepatan angin dapat ditetapkan.
Kawinsonde. Rawinsonde ialah rawin yang pemancar radionya diiengkapi dengan termometer dan barometer. Suhu dan tekanan udara dapat diukur sekaligus.

Barometer

Barometer
Udara mempunyai berat. Berat udara menyebabkan terjadinya tekanan udara pada suatu tempat. makin tinggi suatu tempat, makin tipis lapisan udara di atasnya, yang berarti makin ringan. Oleh karena itu, makin bertambah ketinggian, makin berkurang tekanan udaranya. Pada Gambar di bawah ini grafik kiri ditunjukkan bagaimana tekanan udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian di atas permukaan laut.














Gambar 6.19 a. Barometer raksa,   b. Barometer Aneroid. Sumber: Encarta

Ahli meteorologi mengukur tekanan udara dengan menggunakan barometer. Barometer raksa seperti diperlihatkan bentuknya pada gambar di ataws merupakan basil percobaan Torricelli padsa tahun 1643. Tekanan udara pada barometer raksa dibaca dalam cm raksa (cmHg), yaitu ukuran sesungguhnya tinggi raksa dalam tabung kaca. Pada skala ini, standar tekanan udara pada permukaan laut adalah 76,0 cm. Satuan tekanan lain yang digunakan oleh ahli meteorologi adalah milibar (disingkat mb). Satu cm Hg sama dengan 13,3 mb, sehingga standar tekanan udara pada permukaan laut adalah 1 013,3 mb.
Barometer raksa tidak mudah dibawa ke mana-mana. Jenis barometer lain yang mudah dipindah-pindah adalah barometer aneroid (barometer kering). Disebut barometer kering karena tidak menggunakan bahan cair. Barometer aneroid dapat berfungsi sebagai alat untuk mengukur ketinggian dan permukaan laut, yang dinamakan altimeter. Altimeter inilah yang terdapat pada pesawat terbang yang digunakan untuk mengetahui ketinggian pesawat di atas permukaan laut.
Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang ban. Alat pencatat tekanan udara dinamakan barograf seperti dapat kamu lihat bentuknya pada gambar berikut.
Pada barograf, tekanan udara sepanjang hari tergores pada kertas yang dinamakan barogram. Pada gambar berikut diperlihatkan sebuah barogram.







Jika hasilnya dibaca secara teliti, maka tekanan tinggi terjadi pada pukul 10.00 (pagi) dan pukul 22.00 (malam) dan tekanan rendah terjadi pada pukul 04.00 (pagi) dan pukul 16.00 (petang). Penyimpangan pada grafik menunjukkan adanya gangguan dalam atmosfer, seperti:
a.    tekanan lebih rendah dari biasanya, maka kemungkinan besar akan turun hujan karena angin menuju ke daerah tersebut.
b.    tekanan lebih tinggi dari biasanya, maka kemungkinan cuaca cerah karena angin bertiup dari daerah tersebut.

Thermometer

Termometer
Suhu tertinggi dan terendah hanan adalah pengamatan cuaca yang penting. Suhu ini diukur dengan menggunakan sekumpulan termometer maksimum-minimum.
Thermometer maksimum adalah sebuah termometer raksa dengan satu penyempitan pada bagian bawah pipa kapiler seperti diperlihatkan bentuknya pada gambar (a) di bawah ini. Akibat tekanan oleh pemuaian raksa dalam tabung, raksa lewat melalui penyempitan begitu suhu naik. Ketika suhu turun, raksa tidak dapat lewat kembali meialui penyempitan. Dengan demikian, kolom raksa di atas penyempitan menunjukkan suhu tertinggi yang dicapai. Raksa dikembalikan ke dalam tabung dengan cara mengguncang-guncang termometer itu.
Termometer minimum adalah sebuah termometer alkohol yang mengandung suatu batang kaca tipis berwarna dalam tabungnya seperti dapat kalian lihat bentuknya pada gambar (b) di bawah ini. Batang kaca ini dinamakan indeks. Tegangan permukaan alkohol menarik ke titik terendah permukaan kotom alkohol. Ketika suhu naik dan alkohol memuai, alkohol mengalir di sekitar indeks, mening-katkan indeks pada posisi terendah. Dengan demikian, ujung teratas menandai suhu terendah yang dicapai, Dalam keadaan bekerja, posisi termometer minimum adalah horizontal, Jika posisinya vertikal, indeks kaca akan jatuh meialui alkohol ke dasar tabung. Termometer dikembalikan ke posisi asal dengan memiringkan termometer ke arah bawah.
Selain kedua jenis tehermometer di atas ada juga jenis lain termometer maksimum-minimum yang memberikan kedua hasil pembacaan, seperti dapat kamu lihat bentuknya pada gambar (c) di atas.
Disamping itu, suhu juga dapat diukur dengan menggunakan termometer pencatat yang dinamakan trmograf sepeerti diperlihatkan bentuknya pada gambar di bawah ini.









Gambar 6.18  a. Termometer pencatat atau termograf.
b. Kertas termogram hasil goresan termograf yang mencatat suhu harian di San Fransisco dan Yuma.

Pengukuran suhu udara dilakukan selama jangka vvaktu tertentu, biasanya dalam satu hari, dan hasil rekamannya dinamakan termogram. Suhu tertinggi biasanya dicapai pada pukul 13.00 atau 14.00 (siang) dan suhu terendah pada pukul 04.00 atau 05.00 (pagi).
Suhu harian diperoleh dengan menentukan rata-rata suhu sepanjang hari pada suatu hari tertentu. Dari catatan setiap hari ternyata suhu harian pun tidak sama. Suhu bulanan diperoleh dengan menentukan rata-rata suhu harian selama satu bulan. Ternyata suhu bulanan pun tidak sama dalam setahun. Suhu tnhunan diperoleh dengan menentukan rata-rata suhu harian (atau suhu bulangan) selama periode satu tahun yang ditentukan.
Dari catatan suhu harian dapat diperoleh beberapa informasi sebagai berikut:
a.    Menjelang terjadi hujan, suhu udara menmgkat karena radiasi matahari lertahan oleh awan.
b.    Suhu udara di dataran rendah lebih tmggi daripada di dataran tinggi (pegunungan).
c.    Suhu udara di daerah tropik lebih tinggi daripada di daerah sedang dan di daerah kutub.

Jenis hujan berdasarkan proses terjadinya

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi tiga macam. yaitu hujan zenital, hujan orografis, dan hujan frontal.

a.     Hujan zenital (hujan konveksi)
Hujan Zenital yaitu hujan yang terjadi karena niassa udara yang banyak mengandung uap air naik ke udara secara vertikal. Pemanasan permukaan bumi oleh penyinaran matahari mengakibatkan cepatnya proses penguapan. Udara yang banyak mengandung uap air dari proses penguapan ini kemudian naik ke atmosfer secara vertikal. Semakin jauh dari permukaan bumi, suhu udara semakin dingin. Besarnya penurunan suhu ini adalah 0,5° -1°C setiap kenaikan tempat 100 meter dari permukaan bumi. Penurunan suhu ini menyebabkan pada ketinggian tertentu terjadi pengembunan (kondensasi) dan terbentuk awan yang kemudian dijatuhkan sebagai hujan konveksi atau hujan zenital. Perhatikanlah Gambar di bawah ini.

b.     Hujan orografis
Hujan Orografis yaitu hujan yang terjadi karena massa udara yang banyak mengandung uap air dipaksa naik ke lereng pegunungan, sehingga terjadi pengembunan dan terbentuk awan. Titik-titik air dalam awan tersebut selanjutnya dijatuhkan ke pennukaan bumi sebagai hujan, Perhatikanlah Gambar yang memperlihatkan bagan terjadinya hujan orografis berikut ini.

c.     Hujan frontal
Hujan Frontal yaitu hujan yang terjadi karena pertemuan massa udara panas dan massa udara dingin sehingga terjadi kondensasi atau pengembunan.

Jenis-Jenis Awan

Ada tiga bentuk dasar awan, yaitu:
1.    awan kumulus
2.    awan stratus
3.    awan sirus.

a.    Awan kumulus
Awan kumulus terbentuk oleh konveksi udara, yaitu naiknya udara ke atas karena pemanasan. “Cumulus” berarti gumpalan. Oleh karena itu awan kumulus berberttuk bulat dan bergumpal, mirip dengan ombak. Bagian luar tampak putih karena memantulkan sinar matahari, sedang bagian bawahnya gelap. Ketinggiannya mencapai 13 km dan hujan lebat biasanya berasal dari awan kumulus.

b.     Awan stratus
“Stratus” berarti lapisan, sehingga awan stratus bentuknya berlapis-lapis. Lapisan itu mendatar seperti selimut.

c.     Awan sirus
“Cirrus” berarti serat, sehingga bentuk awan sirus mirip dengan sutera atau bulu (bentuk-bentuk serat). Awan sirus hanya terjadi di tempat yang tinggi seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.


Tetapi biasanya kita tidak dapat melihat ketiga bentuk asli ini melainkan gabungan dari ketiganya.
Di samping pembagian di atas, awan juga dibagi berdasarkan ketinggiannya. Menurut ketinggiannya, awan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a.    awan rendah: ketinggiannya 0 -             2.000 m;
b.    awan menengah: ketinggiannya             2.000 - 6.000m;
c.    awan tinggi: ketinggiannya di             atas 6.000 m.
Suhu awan yang ketinggiannya lebih dan 5.000 m berada di bawah titik beku. Gumpalan es dapat terjadi di daerah ini. Gumpalan es dapat jatuh ke pemukaan bumi karena gumpalan belum mencair seluruhnya.
Dekat permukaan bumi sering terjadi kabut. Kabut ialah awan rendah pada permukaan bumi. Titik-titik air yang membentuk kabut bukan karena udara naik, tetapi udara yang lembab. Lembabnya udara disebabkan oleh: penguapan air di danau, laut, dan sungai, udara di muka bumi sangat dingin, misalnya kabut yang terjadi pada malam yang cerah, tenang, tetapi lembab.

Proses Terjadinya Angin Lokal (angin Setempat)


Angin lokal adalah angin yang hanya bertiup dan berlangsung pada suatu tempat tertentu saja, meliputi jenis angin darat - angin laut, angin gunung - angin lembah, dan angin fohn.

a)     Proses Terjadinya Angin Darat dan Angin Laut
Seperti telah dikemukan di atas bahwa permukaan bumi sebagian tertutup oleh laut dan sebagian lagi berbentuk daratan. Akibatnya, dalam waktu 24 jam terjadilah perbedaan temperatur udara yang nyata pada kedua permukaan bumi tersebut.
Akibat perbedaan temperatur udara menyebabkan terjadinya angin laut pada siang hari dan angin darat pada malam hari. Peristiwa ini terjadi karena daratan lebih cepat menerima panas pada siang hari dan cepat melepaskan panas pada malam hari.Sebaliknya, lautan sebagaimana sifat fisik air laut lebih sulit untuk menerima panas dan lebih sulit pula melepaskan panas. Keadaan itulah yang menyebabkan adanya perbedaan tekanan udara di kedua tempat sehingga menimbulkan terjadinya gerakan angin secara tetap.
Pada siang hari udara di daratan lebih panas dari permukaan laut sehingga tekanan udara di daratan lebih rendah (minimum) dan tekanan udara di permukaan laut lebih tinggi (maksimum). Ketika itu angin bertiup dari laut ke darat yang disebut angin laut. Para nelayan tradisional memanfaatkan angin laut sebagai sumber tenaga alam untuk memudahkan mereka berlayar ke tepi pantai. Pada malam hari udara di darat lebih dingin karena cepat melepaskan panas sedangkan di permukaan laut udaranya lebih panas lambat melepaskan panas. Tekanan udara tinggi (maksimum) berada di darat sedangkan di laut tekanan udaranya lebih rendah (minimum). Angin laut berhembus sekitar pukul 15.00 sore, dan sebaliknya angin darat berhembus sekitar pukul . 03.00 dini hari. Angin darat dimanfaatkan oleh nelayan tradisional sebagai sumber tenaga alam untuk melaut. Nama angin selalu disebutkan berdasarkan arah dari mana, datangnya, misalnya disebut angin laut karena datang dari laut, dan disebut angin gunung karena datang dari gunung.
















b)     Proses Terjadinya Angin Lembah dan Angin Gunung

Di daerah yang bergunung-gunung dan berlembah terutama di daerah pedalaman, pengaruh laut tidak terasa lagi. Akan tetapi, di lembah-lembah terdapat gerakan angin melalui lereng menuju puncak gunung. Hal ini disebabkan karena pada siang hari, puncak gunung lebih cepat panas dibandingkan dengan lembah sehingga tekanan udara di puncak gunung lebih rendah (minimum) dibandingkan dengan tekanan udara di lembah (maksimum). Akibatnya udara bergerak ke atas di sepanjang lereng dan disebut angin lembah.
Udara yang bergerak ke atas, adalah udara yang tidak mantap atau tidak stabil. Sebaliknya, pada malam hari lembah lebih panas dibandingkan dengan puncak gunung, sehingga tekanan udara di lembah lebih rendah (minimum) dibandingkan dengan tekanan udara di puncak gunung (maksimum) dan angin bergerak menuju ke dasar lembah melalui sisi lembah yang disebut angin gunung.


c)     Proses Terjadinya Angin Jatuh atau Angin Fohn
Angin Fohn merupakan jenis angin kering yang bergerak menuruni lereng pegunungan. Bagaimanakah proses terjadinya angin fohn ini? Angin yang mengandung udara lembab bertiup ke arah pegunungan. Karena terhalang oleh pegunungan, maka angin tersebut naik mengikuti lereng dan mengalami penurunan suhu sebesar ±0,6°C setiap naik 100 m.
Pada saat angin bergerak naik, uap air yang dikandungnya mengalami pengembunan dan turunlah hujan di sebelah lereng pendakian. Selanjutnya angin terus bergerak melewati puncak pegunungan dan menuruni lereng sebelahnya sebagai angin kering. Pada waktu angin yang sudah kering tersebut menuruni lereng sebelahnya, temperatur udara bertambah 1°C setiap turun 100 m dan disebut sebagai angin panas atau angin fohn. Oleh karena sifatnya yang kering dan panas, angin fohn sering merusak tanaman perkebunan, sebab banyak menyerap kadar air dari daun-daun tanaman perkebunan dan tanaman menjadi layu.
Angin fohn yang berhembus di Indonesia antara lain
a.    angin bohorok di Deli (Sumatra Utara),
b.    angin kumbang di Cirebon (Jawa Barat) dan Tegal (Jawa Tengah),
c.    angin gending di Pasuruan dan Probolinggo (Jawa Timur),
d.    angin brubu di Ujungpandang (Sulawesi Selatan), dan
e.    angin wambraw di Biak (Irian Jaya).

Sebagian besar angin fohn memiliki sifat panas dan kering, namun jika bergerak dari puncak pegunungan tinggi, sifat angin fohn adalah dingin dan kering. Jenis angin fohn yang bersifat dingin dan kering ini antara lain angin mistral di pantai selatan Francis, angin bora di pantai Samudra Atlantik, dan angin sirocco di pantai Laut Adriatik.

Proses Terjadinya Angin Muson (Angin Musim)


Angin muson adalah angin yang berubah arah setiap enam bulan sekali. Pada periode April - Oktober, ketika matahari berada di sekitar garis balik utara (23,5° LU), kawasan Benua Asia mengalami penyinaran yang maksimal. Oleh karena itu, suhu udara di daerah Asia menjadi sangat tinggi melebihi suhu di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat daya. Angin bertiup dari kawasan Australia yang kering menuju kawasan Asia dan membawa sedikit uap air yang mengakibatkan terjadinya musim kemarau di Indonesia. Angin ini dinamakan angin muson timur (lihat gambar 2.23 a).
Sebaliknya, pada periode Oktober - April, ketika matahari berada di sekitar garis balik selatan (23,5° LS) kawasan Australia mengalami tekanan udara minimum dan Asia mengalami tekanan udara maksimum. Hal ini menyebabkan angin bertiup dari kawasan Asia yang bertekanan udara maksimum menuju Australia. Angin muson ini bertiup melalui Samudra Hindia, sehingga banyak membawa uap air ke Indonesia dan menimbulkan musim hujan di Indonesia. Angin muson yang bertiup pada Oktober-April disebut angin muson barat laut (muson barat) (lihat gambar 2.23 b).