Friday 28 October 2016

Struktur Vertikal Lapisan – Lapisan Atmosfer Bumi


Berdasarkan suhu dan zona perubahan suhu, atmosfer dibagi atas empat lapisan: troposfer. stratosfer, mesosfer, dan termosfer sepereti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.



Seperti dapat kamu lihat pada gambar di atas, lapisan troposfer terdapat mulai ketinggian 0 sampai dengan ketinggian 10 km. Jadi tebal lapisan troposfer kira-kira 10 km. Lapisan stratosfer terdapat mulai ketinggian 10 km sampai 50 km. Jadi tebal lapisan stratosfer kira-kira 40 km. Lapisan mesosfer terdapat mulai ketinggian 50 km sampai 80 km. Jadi tebal lapisan mesosfer kira-kira 30 km. Lapisan termosfer terdapat mulai ketinggian 80 km.
Untuk selanjutnya marilah kita lihat masing-masing lapisan penyusun atmosfer bumi tersebut berikut ini.

a.    Lapisan Troposfer
Lapisan atmosfer paling bawah atau paling dekat dengan permukaan laut adalah Troposfer. Temperatur udara pada troposfer menurun secara teratur pada lapisan yang berada di atasnya. Penurunan Temperatur udara pada troposfer,yaitu berkurang 6,4°C setiap kita naik 1000 m (1 km).
Troposfer disebut juga lapisan campuran karena pada troposfer terjadi pencampuran udara yang disebabkan oleh gerak vertikal udara yang kuat. Troposfer mengandung 80% massa atmosfer dan peristiwa-peristiwa cuaca seperti angin, awan, hujan, halilintar terjadi pada lapisan ini.

b.     Stratosfer
Lapisan stratosfer terdapat di atas lapisan troposfer. Jika dalam troposfer suhu turun dengan bertambahnya ketinggian, maka pada stratosfer berlaku hal sebaliknya, yaitu suhu naik perlahan-lahan dengan bertambahnya ketinggian sampai kira-kira 0°C pada ketinggian 50 km. Pada lapisan ini tidak terjadi pencampuran udara secara vertikal.
Di antara troposfer dan Stratosfer, terdapat suatu lapisan peralihan yang disebut tropopause. Stratosfer banyak mengandung ozon (O3). Pemusatan ozon yang paling besar terdapat pada ketinggian 22 km. Di daerah kutub lapisan ozon lebih tebal dibandingkan dengan di daerah khatulistiwa yang semakin tipis.

c.     Mesosfer
Lapisan mesosfer terdapat di atas lapisan stratosfer. Dalam mesosfer, suhu kembali turun dengan bertambahnya ketinggian, dan mencapai suhu paling rendah -80°C pada ketinggian kira-kira 80 km. Di antara Stratosfer dan mesosfer, terdapat lapisan peralihan yang disebut stratopause.

d.     Termosfer
Lapisan termosfer disebut juga lapisan panas, terdapat di atas lapisan mesosfer. Seperti halnya stratosfer, di dalam termosfer suhu mulai naik dengan bertambahnya ketinggian. Walaupun sangat tipis, udara didalam termosfer dapat membakar meteor yang sedang melaju turun pada ketinggian 300 km. Termosfer dan mesosfer diantarai oleh suatu lapisan peralihan yang disebut mesopause.
e.     Ozon dan lonosfer
Atmosfer juga dibagi atas lapisan ozon (ozonosfer) dan lapisan ion (ionosfer) yang merupakan lapisan paling luar
Sesuai dengan namanya, pada kedua lapisan ini terdapat konsentrasi-konsentrasi ozon dan ion.

Komposisi Udara Penyusun Atmosfer Bumi


Udara dalam atmosfer terdiri dari campuran banyak jenis gas, debu dan uap air. Tetapi hanya dua jenis gas yang menyusun kira-kira 99% volum udara di dekat bumi. Pada Gambar dan Tabel yang disajikan di bawah ini, kamu dapat melihat bahwa udara terutama disusun oleh gas nitrogen (78%) dan gas oksigen (21%), dengan volum gas nitrogen kira-kira empat kali volum gas oksigen. Sedangkan gas lain yang juga tampak serbagai penyusun atmosfer adalah argon dan karbon dioskida.


Tabel
Komposisi Udara Penyusun Atrmosfer Bumi

Gas
Nitrogen
Oksigen
Argon
Karbondioksida
Lain-lain (sedikit)
Neon
Helium
Dinitrogen Monoksida
Hidrogen   
Simbol
N2
O2
Ar
C02

Ne
He
N2O
H2
% volume
78
21
0,9
0,03
Lain-lain (variabel)
Uap air H2O 0 - 4%
Karbon monoksida (CO)
Partikel-partikel
Padat, debu, serbuk.
Umumnya, jumlah unsur-unsur utama atmosfer hampir tetap. Nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida terlibat dalam proses hidup tumbuh-tumbuhan dan binatang secara terus diambil dari atmosfer. Binatang bemafas dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida, sedangkan tumbuh-tumbuhan mengubah karbon dioksida menjadi oksigen. Nitrogen juga diasimilasi oleh berbagai tumbuhan dan dibebaskan dalam pembusukan organik. Tampak di sini bahwa alam bekerja sedemikian rupa unruk menjaga keseimbangan dari berbagai gas dalam atmosfer.
Disisi lain, manusia dapat mengubah atmosfer dan kemungkinan pada akhirnya menciptakan ketidakseimbangan. Keseimbangan gas karbon dioskida (termasuk gas rumah kaca) menjaga suhu bumi tetap seimbang, artinya tidak terlalu dingin dan tidak terlalau panas. Jumlah pembakaran industri pembangkit listrik dan jumlah asap kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya meningkatkan jumlah gas karbon dioksida di atmosfer. Sebagai akibat ketidakseimbangan ini, suhu bumi akan meningkat. Lebih jauh hal ini menyebabkan perubahan iklim, yang pada akhirnya mengancam masa depan planet bumi.

Sifat-Sifat Fisik Atmosfer bumi


Atmosfer seperti telah dikatakan dimuka merupakan selubung udara yang menyelimuti bumi. Sebagai udara yang menyelimuti bumi, atmosfer memiliki sifat-sifat fisik sebagai berikut:
1.    Dinamis dan elastis sehingga dapat mengembang dan menyusut serta dapat bergerak atau berpindah.
2.    Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak dapat dirasakan kecuali dalam bentuk angin.
3.    Mempunyai massa, sehingga menimbulkan tekanan.
4.    Transparan dalam beberapa bentuk radiasi.

Pengertian Atmosfer

Atmosfer berasal dari bahasa Yunani atmos yang berarti uap, dan sphaira yang berarti lapisan. Dengan demikian atmosfer dapat diartikan sebagai lapisan udara yang menyelubungi bumi. Lapisan udara tetap di tempatnya karena adanya gaya tarik bumi atau gaya gravitasi bumi yang cukup besar. Ketinggian atmosfer sampai sekitar 1.100 km.
Keadaan dari atmosfer bumi menjadi suatu topik utama bagi ilmu pengetahuan ekologi, yaitu ilmu yang mempelajari organisme-organisme hidup dalam hubungannya dengan lingkungan mereka. Karena udara yang kita hirup adalah suatu bagian tak terpisahkan dengan lingkungan kita, maka pengetahuan mengenai sifat-sifat fisik, unsur-unsur pokok, dan cara kerja atmosfer diperlukan untuk mengerti masalah-masalah lingkungan yang kita hadapi sekarang.

Soal Soal Latihan Hidrosfer dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan

A.    Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1.    Perubahan uap air menjadi salju disebut....
    a.    evaporasi      c.    presipitasi     
    b.    freezing       d.    sublimasi   

2.    Kumpulan titik-titik air melayang-layang di atmosfer disebut....
    a.    hujan     c.    kabut     
    b.    awan    d.    asap

3.    Siklus air, mulai dari air menjadi uap dan berubah menjadi awan, dan akhirnya kembali menjadi air melalui hujan disebut....
    a.    daur geologi      c.    daur hidrologi 
    b.    daur cuaca    d.    daur atmosfer
   
4.    Penguapan dimulai dari laut dan menjadi awan, kemudian awan tersebut mendatangkan hujan yang jatuh di atas permukaan laut. Proses ini termasuk
    a.    siklus air pendek      c.    Siklus air sedang 
    b.    siklus air panjang    d.    siklus air istimewa   

5.    Persebaran air yang berada di atas permukaan bumi sekitar 97,5% berupa
    a.    danau, sungai, dan air tanah     
    b.    laut  
    c.    salju, uap air     
    d.    awan

6.    Air yang mengalir secara alamiah melalui suatu alur alam disebut....
    a.    banjir      c.    air tanah       
    b.    air permukaan        d.    sungai       

7.    Palung-palung  sungai  yang  kering  di  daerah  Australia  disebut
    a.    creek      c.    wadi 
    b.    case        d.    dolina   

8.    Berdasarkan asal aimya, sungai-sungai di Pulau Jawa termasuk jenis ....
    a.    sungai hujan       c.    sungai glasial 
    b.    sungai campuran       d.     ungai periodik   

9.    Bagian dari permukaan bumi yang berfungsi sebagai penerima, penyimpan dan pendistribusian air hujan yang jatuh pada wilayah tersebut dinamakan
    a.    daerah aliran sungai      
    b.    daerah bayangan hujan
    c.    daerah tangkapan hujan     
    d.    daerah lembah sungai

10.    Siklus hidrologi dapat terjadi karena adanya peristiwa berikut, kecuali....
    a.    penguapan     c.    pendinginan
    b.    pemanasan    d.    pelarutan   

11.    Di Indonesia tidak mungkin terdapat sungai gletsyer, karena....
    a.    tidak ada hujan salju
    b.    suhu udara rata-rata di dataran rendah sangat tinggi
    c.    tidak ada puncak gunung yang ditutupi salju
    d.    jumlah penguapan sangat besar

12.    Belahan bumi yang tertutup lautan teriuas adalah belahan bumi bagian....
    a.    utara       c.    selatan  
    b.    timur    d.    barat   

13.    Bagian laut di antara gans surut sampai antara so m dan 200 m disebut zona....
    a.    nentis       c.    epmentis     
    b.    literal      d.    abtsal   

14.    Zona laut yang letaknya bersamaan dengan continental slope laiah....
    a.    literal       c.     nentis    
    b.    abisal        d.     batial   

15.    Laut yang terjadi akibat dasar laut turun disebut laut....
    a.    transgresi      c.    ingresi     
    b.    regresi        d.    tektonik
        
B.    Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1.    Jelaskan perbedaan antara siklus air sedang dengan siklus air panjang!
2.     Jelaskan proses terbentuknya sebuah sungai!
3.     Sebutkan pembagian laut menurut kedalamannya!
4.     Sebutkan pembagian laut berdasarjkan terjadinya
5.    Apakah perbedaan hak suatu negara di laut tentonal dengan di zona ekononu eksklusir?

Ekosistem Pantai dan Manfaatnya bagi Manusia


Yang dimaksud dengan ekosistem adalah saling ketergantungan di antara kelompok populasi makhluk hidup yang satu dengan lainnya, dan antara organisme dengan lingkungan fisiknya. pada suatu tempat atau lingkungan tertentu.
Ekosistem pantai keadaannya memiliki perbedaan dengan keadaan ekosistem di tempat-tempat lainnya Dengan kata lain ekosistem pantai memiliki ciri tersendiri di bandingkan dengan ekosistem di tempat-tempat lainnya.
Ekosistem pantai dicirikan oleh banyaknya tipe hutan bakau (mangrove) sehingga ekosistem pantai seringkali dinamakan ekosistem hutan bakau. Ekosistem pantai ini banyak ditemukan pada khususnya di daerah tropis. Hutan bakau adalah sejenis hutan yang tumbuh dan berkembang di kawasan pinggir pantai dan muara-muara sungai. Pohon-pohonnya dilengkapi dengan akar-akar tunjang untuk bemafas. Akarnya melengkung dan mencuat ke atas sehingga tidak selamanya terendam air. Lingkungan fisik tempat tumbuh hutan bakau meliputi daerah pasang surut sampai dengan yang berair asin dan tanah yang berlumpur.
Hutan bakau banyak tersebar di sepanjang pantai Indonesia, terutama di pantai-pantai yang datar seperti pantai utara Pulau Jawa pantai timur Sumatera, pantai Selatan Kalimantan, dan pantai-pantai lain yang banyak ditumbuhi dengan tumbuhan bakau secara alami.
Hutan bakau Indonesia merupakan yang terluas di dunia, akan tetapi sekarang banyak hutan bakau yang telah musnah dan rusak akibal penebangan-penebangan, baik diambil kayunya untuk dijadikan kaytu bakar maupun dieksploitasi untuk membuka tambak-tambak ikan. Diperkirakan hutan bakau di dunia luasnya sekitar IS juta hektare, 47,8% diantaranya terdapat di Indonesia. Namun sangat disayangkan dari 8,6 juta hektare hutan bakau yang terdapat di Indonesia, sekarang ini yang masih bersisa hanya tinggal 32% yang baik, selebihnya yaitu sekitar 68% atau 5,9 juta hektare telah musnah dan rusak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dirjen Rehabilitasi lahan, kerusakan hutan bakau yang terbanyak terdapat di luar kawasan hutan yang mencapai 4,2 juta hektare (87,5%) sedangkan di dalam kawasan hutan mencapai 1,7 juta hektare (44,73%).
Kawasan hutan bakau menyediakan banyak nutrisi bagi makhluk-makhluk yang hisup di ekosistem tersebut Makhluk hidup yang banyak ditemukan di ekosistem ini antara lain ikan, kepiting, udang, siput, tiram, burung, monyet, dan beberapa di antara ekosistem pantai juga seringkali ditemukan buaya.
Keadaan ekosistem pantai yang tertutup hutan bakau banyak sekali manfaatnya bagi manusia. Manfaat ekosistem hutan bakau antara lain:
1.     melindungi pantai dari bahaya abrasi
    Akar-akar tanaman bakau yang mencuat ke atas permukaan tanah dapat berfungsi untuk menahan hantaman ombak laut sehingga bahaya abrasi pantai dapat dicegah.
2.    Mencegah terjadinya perembesan air asin ke daratan
    Dengan banyak terdapatnya pohon-pohon bakau di tepi pantai, perembesan air asin ke daratan dapat chhindarkan. Sehingga rusaknya hutan bakau di tepi pantai dapat mengakibatkan perembesan air asin akan sampai ke daratan. Sebagai Contoh: di pantai Jakarta dari 1.200 hektare hutan bakau tahun 1988, pada tahun 2003 tinggal hanya 327 hektare (27%), sehingga menyebabkan peresapan air asin dari laut mencapai 14 km. Tentu hal ini tidak bisa terus dibiarkan. Menurut kalian apakah yang harus dilakukan untuk mencegahnya? Coba kalian diskusikan demngan teman dan gurumu di kelas.
3.    Melindungi hewan dan ikan yang hidup di sekitamya
    Hutan bakau dapat dijadikan sebagai tempat berlindung bagi berbagai jenis hewan seperti ikan kecil, udang, dan kepiting dari pemangsa-pemangsanya atau dari gerakan ombak yang kuat.
4.    Tempat Berkembangbiak bagi ikan, udang, dan kepiting
    Banyak jenis-jenis ikan tertentu, udang dan kepiting menjadikan hutan bakau sebagai tempat untuk bertelur, dan setelah cukup dewasa baru pergi menuju ke laut lepas seperti ikan-ikan laut lainnya.
5.    Menahan sedimen dan zat makanan
    Akar-akar pohon bakau dapat menahan sedimen-sedimen yang di bawa oleh air dari hasil erosi di kawasan itu. Sedimen-sedimen yang dibawa oleh air mengandung banyak zat-zat makanan yang diperlukan oleh pohon-pohon bakau sehingga pohon bakau tumbuh subur, Sedangkan daun-daun portion bakau yang membusuk dan terurai dapat dijadikan sebagai sumber makanan bagi makhluk lyang hdiup disekitaniya.
6.    Menghasilkan Kayu
    Kayu pohon bakau banyak dimanfaatkan untuk dijadikan arang bahan bakar. Selain dijadikan arang, ada pula yang dijadikan bahan bangunan, bahkan perekat untuk pembuatan plastik.
7.    Pariwisata
    Hutan bakau yang luas dan masih alami, banyak dikunjungi oleh para wisatawan sebagai tempat untuk berekreasi menikmati keindahan hutan bakau dan kesunyian alaminya.

Untuk mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan oleh rusaknya hutan bakau, perlu dilakukan beberapa upaya penanggulangan, antara lain:
1.    Hutan-hutan bakau yang masih tersisa agar dilindungi dari penjarahan secara teras menerus oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
2.    Melarang penebangan hutan bakau tanpa ijin dari pihak berwenang. Hal ini penting agar penebangan yang dilakukan dapat menjamin kelestarian hutan bakau.
3.    Melarang hutan bakau untuk dijadikan tempat periuasan kawasao pemukiman, terutama di kota-kota besar yang berada di pinggir pantai.
4.    Hutan-hutan bakau yang tclah rusak harus direhabilitasi, dan bagi kawasan hutan bakau yang telah musnah, ditanami kembali dengan tanaman bakau yang baru.

Pengertian dan jenis Pantai dan Pesisir


Pernah kah kalian mendengan istilah pantai dan pesisir? Pantai dan pesisif merupakan dua istilah yang berbeda akan tetapi keduanya saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan karena keduanya berhubungan dengan laut.
Pesisir dapat didefinisikan sebagai bagian permukaan bumi yang terletak di antara pasang naik dan pasang surut air laut. Pada saat pasang naik, pesisir tertutup oleh air laut sedangkan pada saat surut akan narapak berupa daratan. Oleh sebab itu, pesisir akan sama panjangnya dengan pantai.
Ukuran lebar pesisir tidak sama untuk setiap pantai, karena bergantung pada jenis pantainya. Pada pantai-pantai yang sangat landai, lebar pesisir dapat mencapai beberapa puluh meter. Pada saat surut, pesisir nampak terbentang memanjang sepanjang pantai dan merupakan bentangan pasir yang indah sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu objek pariwisata di pantai.
Pada pantai-pantai yang curam, lebar pesisirnya sangat sempit sehingga ketika pasang naik, air laut tertahan oleh dinding pantai dan tidak dapat mengalir lebih jauh ke arah daratan.
Pantai mengandung pengertian sebagai bagian daratan yang terdekat ke laut. Batas daratan dengan laut seolah-olah membentuk suatu garis yang dinamakan garis pantai. Keadaan dan bentuk pantai berbeda pada setiap tempat. Oleh karena itu pantai dapat dibedakan berdasarkan jenisnya. Berdasarkan jeriisnya pantai dibedakan menjadi sebagai berikut:

1.     Pantai Landai
Yang dimaksud pantai landai adalah pantai yang memiliki bentuk hampir rata dengan permukaan laut. Laut yang terdapat di pantai landai umumnya sangat dangkal. Beberapa contoh pantai landat yang dijumpat di Indonesia misalnya pantai sebeiah timur Pulau Sumatera, pantai sebeiah utara Pulau Jawa, dan pantai selatan Kalimantan. Pantai yang landai dapat dimanraatkan sebagai pelabuhan.














Gambar 7.15 Pantai yang landai dimanfaatkan sebagai pelabuhan. Sumber:  Encharta

2.     Pantai curam
Pantai curam adalah pantai yang daemhnya berbentuk curam dan menghadap ke laut. Kecuraman pantai ini disebabkan oleh adanya pegunungan yang terbentang di sepanjang pantai sehingga lereng yang curam langsung berbatasan dengan laut Di daerah-daerah pantai seperti ini seringkali banyak ditemukan gua-gua pantai yang terbentuk oleh pukulan ombak yang terjadi setiap saat. Beberapa contoh pantai curam yang terdapat di Indonesia banyak ditemukan di pantai barat Sumatera/ pantai selatan Jawa dan pantai-pantai lain yang lautnya berbatasan dengan daerah pegunungan.

3.     Pantai karang
Adapun yang dimaksud dengan pantai karang adalah pantai yang di sepanjangnya banyak ditemukan pulau-pulau karang, seperti di pantai timur laut Benua Australia.
4.     Pantai mangrove (pantai bakau)
Nama lain untuk pantai mangrove adalah pantai bakau. Pantai mangrove ialah pantai yang hampir sebagaian besar wilayahnya tertutup oleh hutan bakau. Pantai-pantai seperti ini banyak ditemukan di daerah tropis. Pantai mangrove dicirikan dengan banyaknya lumpur serta sering tergenang oleh air terutama ketika pasang naik. Pantai mangrove banyak terdapat di pantai timur Sumatera dan pantai-pantai rendah lainnya di seluruh Nusantara.

Zona Ekonomi Eksklusif


Mengenai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) telah dikeluarkan pengumumannya oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980 yaitu sejauh 200 mil laut diukur dari garis dasar pantai. Hak yang dimiliki oleh suatu negara dalam hal ZEE ini pada dasarnya sama dengan hak landas kontinen yaitu hak untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya, baik di dalam laut, dasar laut, atau di bawah dasar laut.
Hak pelayaran, pemasangan pipa, maupun kabel*kabel di dasar laut tetap dihormati dan dibenarkan sepanjang masih memenuhi ketentuan hukum-hukum laut internasional. Dengan ditetapkannya ZEE ini berarti luas perairan Indonesia telah bertambah luasnya sekitar 2,7 juta km2 dari luas sebelumnya.
Dengan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah mengenai perairan laut wilayah, landas kontinen dan zona ekonomi eksklusif, yang sesuai dengan prinsip wawasan nusantara, maka seluruh perairan Indonesia dengan pulau-pulau dan penduduk serta kekayaan alam yang ada di dalamnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Dengan demikian berarti kesatuan ideologi yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan satu denga yang lainnya, baik di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan. Gangguan dan ancaman terhadap salah satu bagian wilayah di Indonesia, berarti merupakan gangguan dan ancaman terhadap seluruh wilayah Indonesia, dan harus kita tangani secara bersama.

Laut Teritorial


Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia yang terkenal sebagai negara kepulauan atau negara maritim memiliki laut yang lebih luas jika dibandingkan dengan luas daratannya. Luas Indonesia meliputiu daratan 1,9 juta km2 dan laut sekitar 7,9 juta km2 yang terdiri dari laut teritorial, laut nusantara, dan zona ekonomi eksklusif (ZEE). Untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ganguan-gangguan negara lain, maka pemerintah Indonesia pada tanggal 13 Desember 1857 mengeluarkan Deklarasi Juanda yang mencetuskan konsep Wawasan Nusantara.
Yang dimaksud dengan Wawasan Nusantara yaitu cam pandang bangsa Indonesia tentang perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan. Dalam deklarasi Juanda dinyatakan bahwa batas perairan wilayah Indonesia sejauh 12 mil dari garis dasar pantai pulau-pulau terluar ke arah laut bebas. Garis dasar pantai yaitu garis pantai rata-rata pada keadaan pasang surut air laut dari hasil pengamatan selama puluhan tahun. Ukuran jarak yang digunakan adalah mil laut. Jarak satu mil laut sama dengan satu detik bujur derajat bumi (satu per enampuluh menit) sama dengan 1852 meter. Bandingkan dengan jarak 1 mil Inggris = 1069 meter.
Perairan wilayah Indonesia yang juga dinamakan Laut Teritorial, terletak antara garis dasar pantai pulau terluar sampai ke garis batas teritorial. Dengan demikian, luas perairan Indonesia pada saat itu adalah 3,1 juta km2 tidak termasuk ZEE, yang terdiri dari laut teritorial dan laut nusantara. Laut nusantara yaitu laut yang letaknya di antara pulau-pulau di Indonesia seperti Laut Jawa, Laut Banda, Seiat Makassar, dsb.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) No,4 Th.1960 yang dikeluarkan 18 Februari 1960, bertujuan untuk mengatur kapal-kapal asing yang berlayar di perairan Indonesia. Sebelumnya untuk mengatur hak lintas bebas yang diganti dengan hak lintas damai. Dengan demikian, kapal-kapal perang asing yang hendak melewati perairan Indonesia dapat kita larang, karena di perairan kita tidak berlaku lagi hak lintas bebas seperti sebelumnya.

Memahami Landas Kontinen


Mengenai batas landas kontinen diumumkan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Februari 1969 melalui UU No.l Th.1969 serta UU No.l Th.1973 tentang landas kontinen yang didasarkan atas wilayah perairan Indonesia.
Yang dimaksud dengan landas kontinen yaitu bagian dasar laut yang ditinjau dari segi geologis dan morfologis merupakan kelanjutan dari daratan bagi negara yang wilayahnya berbatasan dengan laut. Jarak wilayah landas kontinen dari wilayah daratan yang bersangkutan tidak terlalu jauh dan dapat diukur sejauh 200 mil dari garis dasar. Pada kondisi tertentu yang mana landas kontinen tumpang tindih dengan landas kontinen negara tetangga, maka diadakan kesepakatan dalam berrtuk perjanjian dengan negara-negara tetangga, sebagai contohnya adalah sebagai berikut:
a.    Batas landas kontinen di Selat Malaka bagian utara dan Laut Andaman antara Indonesia dan Thailand telah disepakati di Bangkok tanggal 17 Desember 1971 dan berlaku mulai tanggal 7 April 1972.
b.    Batas landas kontinen di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan antara Indonesia dan Malaysia yang telah disepakati tanggal 27 Oktober 1969 di Kuala Lumpur dan berlaku mulai tanggal 27 November 1969.
c.    Batas landas kontinen di Laut Andaman antara Indonesia dan India telah disepakati di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1974, dan berlaku sejak ditetapkan.

Begitu pula halnya dengan negara lain seperti Singapura, Australia, dan sebagainya telah berhasil disepakati mengenai batas landas kontinen antara Indonesia dan negara-negara tersebut.
Dengan demikian suatu negara yang memiliki landas kontinen memiliki hak sepenuhnya dalam memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di atas landas kontinen tersebut maupun yang terkandung di bawah dasar lautnya.

Jenis Laut Menurut Cara Terjadinya


Berdasarkan cara terjadinya jenis laut dibedakan sebagai berikut.
a.    Laut transgresi, Laut seperti ini terjadi sebagai akibat permukaan air laut di muka bumi naik, misalnya setelah berakbirnya zaman es (zaman glasial), air laut naik 70 m sehingga bagian daratan yang rendah digenangi oleh air laut. Contoh: Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, Laut Arafuru dan sebagainya.
b.    Laut ingresi, Laut jenis ini teriadinya disebabkan oleh dasar laut yang turun akibat gerakan-gerakan tektonik, baik secara horizontal maupun vertikal Laut ini umunmya sangat dalam, seperti; Laut Banda (7.440 m), Laut Jepang (4.000 m), Laut Tengah (4.400 m), dan sebagainya.
c.    Laut regresi, laut sepoerti ini dinamakan juga laut yang hilang atau laut yang mettgalami penyempitan. Pada zaman glasial, laut di permukaan bumi turun, sehingga laut-laut mengalami penyempitan dan yang dangkal menjadi daratan. Contoh: Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, dan Laut Araruru, pada waktu zaman es (zaman glasial) menjadi daratan sehingga pada waktu itu diperkirakan Indonesia bagian barat menjadi satu dengan Benua Asia dan Papua bersatu dengan Benua Australia. Laut regresi juga dapat terjadi disebabkan oleh naiknya dasar laut akibat gaya endogen dari dalam bumi.

Jenis Laut Berdasarkan Kedalamannya


Berdasarkan tingkat kedalamannya, dasar laut dibagi menjadi empat zona berikut ini.

a.    Zona literal, yaitu daerah pantai yang terletak di antara garis pasang tertinggi dan pasang terendah.
b.    Zona neritik, yaitu bagian dasar laut yang terletak dari batas pasang terendah sampai kedalaman 200 meter. Yang termasuk zona ini, antara lain Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, dan Selat Malaka.
c.    Zona batial, yaitu bagian dasar laut yang terletak pada kedalaman antara 200 meter sampai 2.000 meter.
d.    Zona abisal, yaitu bagian dasar laut dengan kedalaman lebih dari 2.000 meter. Zona ini biasanya ditandai dengan adanya palung dan basin.

Jenis Laut Berdasarkan Letaknya



Berdasarkan letaknya laut dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis sebagai berikut.
a.    Laut tepi adalah laut yang ada di tepi atau di pinggiran benua. Misalnya Laut Cina Selatan, Laut Jepang, dan lain-lain. Laut Cina selatan terletak di tepi benua Asia seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

b.    Laut pedalaman, yaitu laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan, misalnya: Laut Baltik, Laut Hitam, Laut Adriatik, Laut Merah, seperti diperiihatkan pada gambar berikut.
c.    Laut tengah adalah laut yang diapit oleh dua benua. Misalnya Laut Merah dan Laut Tengah. Laut Tengah diapit oleh Benua Eropa dan Benua Asia seperti diperiihatkan pada gambar berikut.







Di samping itu berdasarkan letaknya adapula laut yang dinamakan selat dan Teluk. Selat adalah laut yang terletak diantara dua pulau, Misalnya Selat Makasar, Selat Maluku, Selat Bali, dan Selat Sunda. Selat Sunda terletak di antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa seperti diperlihatkan pada gambar berikut.
Sedangkan Teluk adalah laut yang menjorok masuk ke daratan. Misalnya Teluk Bone, Teluk Jakarta, Teluk Semangka, Teluk Cendrawasih, dan Teluk Papua sewperti diperiihatkan pada gambar berikut.

Bentuk Tubuh Air Tanah


Air hujan yang jatuh pada permukaan bumi selain menuju ke tempat-tempat rendah juga meresap ke dalam tanah, sehingga air itu berada di bawah permukaan bumi. Air seperti ini dinamakan air tanah. Air tanah di bawah permukaan bumi dapat berupa air diam, air kapiler, sitngai bawah tanah, geiser, artesis dan travertin.
 a.     Air diam
Di bawah perrmukaan bumi terdapat air, Permukaan air ini dapat naik atau turun bergantung pada banyaknya air hujan yang meresap ke dalam tanah. Di dataran tinggi atau daerah pegunungan, permukaan air berada kira-kira 40 m atau lebih di bawah permukaan tanah. Di dataran rendah pantai atau lembah sungai, permukaan air itu dekat ke permukaan. Membuat sumur adalah usaha kita untuk menemukan air diam ini. Oleh karena itu, kedalaman sumur yang kita buat bergantung pada kedalaman air diam di dalam tanah tempat sumur dibuat.
Mata air adalah tempat keluarnya air diam. Mata air sering kali terdapat di tempat yang miring, misalnya tebing.
b.    Air kapiler
Air kapiler adalah air tanah yang naik ke atas melalui akar tumbuh-tumbuhan (berfungsi sebagai pipa kapiler) untuk diangkut menuju batang dan daun tumbuh-tumbuhan tersebut.
c.    Sungai bawah tanah
Sungai bawah tanah teriadi karena air yang sudah merembes ke dalam tanah mengalir ke tempat yang rendah. Biasanya sungai tersebut terdapat di daerah batuan kapur (batu gamping). Terjadinya sungai di bawah tanah dijelaskan sebagai berikut.
Air mudah melarutkan batuan kapur. Pada kedalaman tertentu, pelarutan itu dapat membentuk terowongan. Jika dasar terowongan bersifat kedap air, terjadilah sungai bawah tanah. Air sungai ini keluar ke permukaan bumi di tempat lain.











Gambar 7.7  Sungai yang mengalir melalui gua bawah tanah {sungai bawah tanah) kadang- kadang dapat ditelusuri oleh wisatawan.

d.    Geiser
Geiser adalah uap air panas yang menyembur ke permukaan bumi secara berkala Geiser terjadi karena air di dalam tanah mendapat pemanasan yang berasal dari dalam bumi.
Contohnya adalah geiser yang terdapat di Cisolok dekat Pelabuhan Ratu (Jawa Barat) dan geiser di Grobogan dekat Purwodadi (Jawa Tengah).
Geiser di Grobogan berupa airgaram dan gas yang rnenyemprot ke atas dengan mengeluarkan. suara. Masyarakat menyebutnya sumber air panas.

e.    Artois atau artesis
Terjadinya artois atau artesis dilukiskan pada Gambar disamping ini.
Lapisan batuan yang dapat merembeskan air sering berpangkal di permukaan yang tinggi. Lapisan ini menyusup ke bawah permukaan yang melengkung dan berhenti di tempat yang rendah. Di sebelah atas dan bawah lapisan ini terdapat lapisan batuan yang kedap air (serpihan).
Jika kita melakukan pengeboran di tempat yang rendah. air yang terdapat di dalam lapisan rembes air tadi menyemprot keluar. Tinggi semprotan bergantung pada beda tinggi antara pangkal lapisan dan muiut pengeboran. Air yang terdapat di dalam lapisan rembes inilah yang kita sebut artois atau artesis. Contoh artois ataui artesis banyak terdapat di daerah Jakarta.
f.     Travertin
Air bawah tanah di daerah kapur dapat muncul ke permukaan bumi. Larutan gamping yang terbawa ke permukaan bumi mengendap, kering dan lama kelamaan terbentuklah gunung gamping. Mata air seperti ini disebut travertin. Contoh travertin tertinggi, yaitu lebih dan 10 m, terdapat di Ciseeng, dekat Bogor, dan di Parangtritis.

Pengertian dan Manfaat Waduk

Waduk
Waduk dibuat oleh manusia untuk menampung air hujan dan air sungai, sehingga disebut juga danau buatan.seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Contoh waduk-waduk besar di Indonesia adalah Jatiluhur di Purwakarta (Jawa Barat), Gajahmungkur di hulu Bengawan Solo, Sempor, Kedungombo (Jawa Tengah), Karangkates dan Selorejo di Kali Brantas (Jawa Tirnur), Riam Kanan di Kalimantan Selatan, dan Bakaru di Sulawesi Selatan.
Manfaat waduk adalah sebagai berikut:
1.    mencegah banjir di musim hujan,
2.    mencegah kekeringan di musim             kemarau,
3.    pengairan,
4.    pembangkit tenaga listrik,
5.    perikanan darat,
6.    olahraga air (seperti dayung dan ski),             dan
7.    rekreasi.

Pengertian Rawa


Lahan-lahan yang telah jenuh dengan curah hujan tidak dapat lagi membuang air yang berlebihan. Terjadilah genangan air yang sangat dangkal dan penuh dengan tumbuh-tumbuhan. Genangan air seperti inilah yang dinamakau rawa. Dalam beberapa hal, rawa merupakan fenomena musiman, walaupun ada juga rawa-rawa yang bersifat permanen.
Air rawa memiliki ciri airnya asam dan berwama coklat sampai kehitam-hitaman. Rawa-rawa ada yang terdapat di pedalaman daratan tetapi banyak pula yang terdapat di sekitar pantai. Air rawa di sekitar pantai sangat dipengruhi oleh pasang surutnya air laut. Pada saat air laut pasang permukaan rawa tergenang dan saat air laut surut daerah ini kering. Rawa di tepi pantai ini banyak ditumbuhi oleh pohon bakau sedangkan yang ada di daerah pedalaman banyak ditumbuhi palem nipah (sejenis palern). Rawa-rawa “di Indonesia banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi (sekitar pantai) dan sepanjang pantai Provinsi Irian Jaya (Papua).

Pengertian dan Jenis-Jenis Danau


Danau adalah kumpulan air yang terdapat di dalam suatu cekungan. Danau tidak mempunyai aliran ke luar menuju laut, seperti sungai. Luas danau kurang lebih satu kilometer persegi. Danau dapat terbentuk oleh berbagai faktor, sehingga dikenal berbagai klasifikasi danau . Menurut terbentuknya, danau di Indonesia dapat dibedakan sebagai berikut:
1)    Danau tektonik
    Danau tektonik adalah danau yang cekungannya terbentuk oleh lapisan batuan (kerak bumi) yang mengalami patahan karena tenaga endogen seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini. Beberapa contohnya adalah Danau Toba, Danau Poso, dan Danau Towuti.
2)     Danau vulkanik
    Danau vulkanik atau danau kawah. yaitu danau yang cekungannya terbentuk karena letusan gunung berapi yang menimbulkan kawah luas di puncaknya. Kawah tersebut kemudian terisi oleh air hujan dan terbentuklah danau. Contoh: Danau vulkanik antara lain danau Kawah Gunung Kelud dan Gunung Batur, Gunung Ijen, dan Gunung galunggung.
3)     Danau bendungan
    Danau bendungan yaitu danau yang cekungannya terbentuk oleh batu-batu yang berjatuhan dan membendung aliran sungai. Danau tipe ini terbetuk di wilayah pegunungan,
4)     Danau karst atau dolina
    Danau karst atau dolina terjadi karena batuan daerah kapur dilarutkan oleh air hujan yang banyak mengandung CO2 sehingga terbentuklah cekungan, yang dinamakan dolina seperti dierlihatkan pada gambar di samping ini.
    Oleh karena dasar cekungan kedap air maka ia akan terkumpul, dan terbentuklah danau karst. Beberapa contohnya adalah danau karst di Pegunungan Sewu, Yogyakarta.
5)     Danau flasial
    Danau flasia adalah danau di daerah gletser, misalnya danau-danau di perbatasan antara Amerika Serikat dan Kanada.

Pengertian dan Jenis-jenis Sungai

Sungai
Sungai adalah aliran air tawar dari sumber alamiah di daratan yang menuju dan bermuara ke danau, laut, samudera, atau sungai lain yang besar. Arus air di bagian hulu umumnya terletak di daerah pegunungan sangat deras. Sedangkan dekat muara arusnya tenang. Jalan air sungai seringkali berliku-liku karena pengikisan dan pengendapan di sepanjang palung sungai seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini.


Hasil pengikisan air, berupa batu-batu besar dan kecil, diangkut arus sungai menuju ke hilir. Ketika alirannya menjadi lambat, batu-batuan itu diendapkan, mula-mula yang besar dan berat, kemudian yang kecil. Bahan yang halus, seperti pasir dan lumpur, diendapkan di daerah muara.
Endapan dapat membentuk suatu ambang di muara sehingga air tidak dapat mengalir dengan cepat. Pada waktu pasang, permukaan air laut naik dan dapat mengakibatkan. banjir. Umumnya pelabuhan-pelabuhan di Indonesia terletak di daerah muara sungai sehingga lumpur yang diendapkan oleh air secara perlahan-lahan dapat menutup pelabuhan-pelabuhan. Terjadilah pendangkalan. Untuk mencegah pendangkalan, pelabuhan-pelabuhan harus dikeruk pada waktu-waktu tertentu.
Hampir kebanyakan sungai bermuara sampai ke laut atau danau-danau. Tetapi, ada pula sungai-sungai yang muaranya tidak dapat mencapai laut. Sungai yang muaranya tidak mencapai laut banyak terdapat di daerah gurun yang amat kering. Di Australia, sungai jenis ini disebut creek dan di Arab disebut wadi. Pada saat hujan, palung-palung sungai itu berisi air tetapi bilamana hujan tidak ada, sungai-sungai ini hanya berupa palung-palung yang kering. Air hujan yang mengalir tidak dapat mencapai laut karena banyak meresap ke dalam tanah yang kering dan ada pula yang habis menguap kembali ke atmosfer.
Besarnya volume air yang mengalir pada suatu sungai dalam satuan waktu pada titik tertentu di sungai itu, disebut debit air. Debit air sungai terkecil terdapat di bagian hulu, sedangkan yang terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang besar berarti debit airnya besar, sebaliknya, sungai yang kecil berarti debit airnya kecil.
Berdasarkan sumber airnya, sungai dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yitu sungai hujan, sungai gletsyer dan sungai campuran . Untuk lebih jelasnya ketiga sungai tersebut akan dijelaskan berikut ini.
1)     Sungai hujan
    Sungai hujan adlah sungai yang airnya berasal dari air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung.. Pada umumnya, sungai-sungai di Indonesia tergolong jenis sungai hujan, kecuali beberapa sungai di Provinsi Papua tergolong sungai campuran.
2)     Sungai gletsyer
    Sungai gletsyer adalah sungai yang airnya berasal dari gletsyer atau salju yang telah mencair. Gletsyer adalah lapisan es yang bergerak secara perlahan melalui lembah menuruni pegunungan-pegunungan karena gaya beratnya. Sungai gletsyer banyak terdapat di daerah-daerah beriklim dingin dan sekitar kutub.
3)     Sungai campuran
    Sungai yang asal airnya berasal dari gletsyer yang mencair dan juga air hujan disebut sungai campuran. Karena perubahan suhu, salju dan gletsyer sewaktu-waktu dapat mencair dan mengisi lembah-lembah sungai di sekitarnya. Disamping itu, karena daerah tersebut juga mempunyai presipitasi yang cukup tinggi maka air hujan di daerah itu juga masuk ke dalam palung-palung sungai. Contoh sungai campuran yang terdapat di Indonesia yaitu sungai Digul dan Memberamo di Provinsi Papua, kedua sungai tersebut hulunya berada di sekitar Puncak Jayawijaya yang puncaknya selalu tertutup salju abadi.

Di samping dibedakan menjadi tiga jenis di atas sungai juga dapat diklasifikasikan berdasarkan denit airnya. Berdasarkan debit airnya sungai dapat dikelompokkkan ke dalam tiga jenis antara lain:
1)    Sungai permanen
    Sungai Permanen adalah sungai yang debit airnya selalu tetap sepanjang tahun. Pada musim penghujan maupun musim kemarau perbedaan debit airnya tidak terlalu mencolok. Beberapa sungai permanen di Indonesia Contohnya yaitui Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Kapuas, Sungai Musi, dan Sungai Memberamo
2)    Sungai periodik
    Sungai periodik adalah sungai yang airnya berlimpah pada musim penghujan dan sedikit pada musim kemarau. Sungai-sungai jenis ini di Indonesia banyak terdapat di Pulau Jawa, karena Daerah aliran sungai di Pulau Jawa sudah banyak berubah menjadi daerah pertaman. Contoh sungai periodik adalah Sungai Bengawan Solo dan Kali Brantas.
3)     Sungai episodik
    Sungai episodik adalah sungai yang debit airnya banyak pada musim penghujan dan kering pada musim kemarau. Sungai-sungai seperti ini banyak terdapat di daerah-daerah yang musim kemaraunya sangat panjang dibandingkan musim penghujannya. Contoh sungai episodik di Indonesia yaitu Sungai Kalada di Pulau Sumbawa.
    Kebanyakan sungai di Indonesia banyak dimanfaatkan Sebagai transportasi air di pedalaman, misalnya sungai-sungai di daerah poedalaman kalimantan.

Siklus Hidrologi dan bagian-bagiannya


Air di muka bumi memiliki jumlah yang tetap dan selalu bergerak dalam suatu putaran secara terus-rnenerus yang disebut siklus hidrologi atau daur hidrologi. Hal ini terjadi akibat pengaruh sinar matahari. Siklus hidrologi dibedakan atas tiga bagian yaitu:
1.     Siklus air pendek
    Pada bagian sikius hidrologi ini air laut menguap selanjutnya melalui proses kondensasi mengetlami perubahan menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan akbirnya langsung jatuh ke laut dan akan kembali berulang menjadi air dalam bentuk curah hujan.
2.     Siklus air sedang
    Pada siklus hiodrologi ini air laut pada mulanya menguap kemudian dibawa oleh angin menuju ke arah daratan, kemudian melalui proses kondensasi akan berubah menjadi awan yang selanjutnya jatuh dalam bentuk hujan di daratan dan meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai atau saluran-saluran.
3.     Siklus air panjang
    Pada siklus hidrologi ini air laut mengalami penguapan, setelah mengalami kondesasi menjadi awan lalu terbawa oleh angin ke tempat di daratan yang lebih tinggi dan terjadilah hujan salju atau es di pegunungan-pegunungan yang tinggi. Bongkah-bongkah es kemudian mengendap di puncak gunung dan karena adanya gaya berat kemudian meluncur ke tempat yang lebih rendah, lalu mencair dan akhirnya mengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut.

Pada siklus hidrologi terjadi proses kondensasi dan sublimasi. Proses kondensasi yaitu proses berubahnya uap air menjadi butiran air, sedangkan proses sublimasi yaitu berubahnya uap air menjadi butiran es atau salju. Berdasarkan perkiraan, air yang terdapat di permukaan bumi seluruhnya dapat mencapai 360.000.000 km3. Kurang lebih 1.320.000.000 km3 berada di lautan yang berupa samudera-samudera dan sisanya bersirkulasi pada atmosfer ke daratan dan kembali ke laut.
Air yang berada di permukaan bumi dan di udara berwujud cair, gas, dan padat (es atau salju). Jika mengalami perubahan suhu, air dapat berubah menjadi es yang disebut membeku, atau sebaliknya es akan berubah menjadi air yang disebut mencair, dan air yang mencair tcrsebut dapal puja berubah menjadi gas melalui proses penguapan..
Dalam kurun waktu setahun tidak kurang dari 500.000 km’ air di muka bumi berubah menjadi gas dan di kembalikan ke atmosfer. Kurang lebih 430.000 km air laut berubah menjadi uap air atau sekitar 1.000 km setiap hari, dan sisanya 70.000 km menguap dari daratan termasuk periguapan yang berasal dan tubuh tumbuhan yang kita kenal sehagai proses traspirasi. Uap air yang berada di udara dapat berubah menjadi butiran air atau es. Apabila suhu miara mengaianii penurunaii butuan au berubah menjadi kristal-kristal es, lama kelamaan semakin banyak sehingga udara tidak mampu lagi menahan beratnya yang akhirnya akan jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan, Buliran-butiran air atau kristal-kristal es yang masih bertahan dan melayang-layang di udara karena amat kecil kita, kenal sebagai awan.
Setiap tahunnya curah hujan, yang jatuh ke permukaan bumi hampir sekitar 500.000 km’, yang ierdiri dari 390.000 km langsung jatuh di lautan luas atau samudera. dan sisanya yang 110.000 km3 lagi jatuh di daratan.
Air yang berada di permukaan bumi Persebarannya jika dipersentasekan adalah sebagai berikut: Air laut 97,5%, air sungai, air danau, air tanah, dan salju 2,449%, serta berupa uap air 0,001%.

Tabel
Daftar Persediaan Air Di Permukaan Bumi dan Sekitarnya

No
1.
2.
3.

4.
5.
Tempat Kumpulan Air
Air dalam atmosfer
Air berupa gletsyer dan selubung es air di permukaan tanah (air tawar)
- di danau-danau
-di sungai-sungai Air payau
- di danau, laut pedalaman,dll
- di dalam batuan dan di dalam tanah Air di samudera
JUMLAH AIR SELURUHNYA
Total Volume Air(km)
13.000
29.000.000

125.000
1.300

100.000
8.100.000
1.320.000.000
1.360.000.000


Gambar 7.1 Siklus air atau siklus hidrologi. Sumber:  Kamus Visual

soal-Soal Latihan Penggunaan Lahan

A.    Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1.    Kerugian sistem pertanian berladang adalah sebagai berikut, kecuali....
    a.    penduduknya masih terbdakang
    b.    sumber air semakin berkurang di musim kemarau
    c.    kehidupan margasatwa terancam
    d.    sering terjadi banjir di musim hujan
2.    Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat primitif melakukannya dengan cara....
    a.     berladang             
    b.     mengembara di hutan
    c.    mengumpulkan makanan      
    d.    hidup berkelompok
3.    Pola kehidupan ekonomi penduduk selalu mengalami perubahan karena
    a.    munculnya perdagangan   
    b.    pola konsumsi berubah
    c.    jumlah penduduk semakin meningkat
    d.    perkembangart kemajuan zaman
4.    Pada awalnya, ternak sapi yang diusahakan di Indonesia berasal dan....
    a.    hasil perkawinan silang   
    b.    budi daya manusi
    c.    impor dari luar negeri    
    d.    binatang liar di hutan
5.    Penduduk di pedesaan lebih banyak melakukan petemakan ayam buras karena....
    a.    lebih mahal harganya   
    b.    pemeliharaannya lebih mudah
    c.    makanannya tidak perlu dibeli   
    d.    pemasarannya lebih banyak
6.    Penduduk yang mata pencahariannya di bidang kehutanan adalah yang bekerja sebagai buruh pada kegiatan berikut ini, kecuali ....
    a.    pemotongan kayu   
    b.    penanaman pohon
    c.    pengolahan kayu   
    d.    pengangkutan kayu
7.    Kegiatan ekonomi penduduk yang tergolong non pertanian adalah sebagai berikut, kecuali
    a.    menganyam tikar   
    b.    beternak burung puyuh
    c.    membuat kue   
    d.    tukangkayu
8.    Mata pencaharian penduduk berikut ini yang digolongkan ke dalam bidang pertambangan adalah....
    a.    mengambil pasir di sungai   
    b.    mengangkut batu gunung
    c.    meratakan tanah   
    d.    menggali saluran
9.    Ayah membuka usaha penggergajian kayu, memiliki pekerja sebanyak 8 orang. Kegiatan yang dilakukan ayah tergolong industri ....
      a.    rumahtangga     
    b.    kecil 
    c.    menengah       
    d.    keluarga
10.     Pedagang besar membutuhkan pedagang-pedagang kecil yang berfungsi sebagai ....
    a.    pengumpul barang dari produsen
    b.    penghubung produsen dengan konsumen
    c.    penghubung petani dengan pengusaha
    d.    membantu produsen memasarkan barangnya
11.     Pelayaran yang khusus ditujukan ke daerah-daerah terpencil disebut pelayaran ....
      a.    rakyat       
    b.    perintis 
    c.    interinsuler      
    d.    khusus
12.     Pola permukiman di sepanjang jalan, sungai, dan pantai disebut ....
    a.    anular      
    b.    linear  
    c.    dispersed      
    d.    nucleated
13.     Faktor utama yang menyebabkan terbentuknya pola permukiman tersebar ialah ....
    a.    keterbatasan sumber daya manusia
    b.    Keterbatasan sumber daya pendidikan
    c.    keterbatasan sarana transportasi
    d.    keterbatasan lahan
14.    Perhatikan peta Provinsi Jawa Timur, di manakah konsentrasi permukiman atau kota-kota yang paling banyak dan paling rapat penduduknya....
    a.    pada simbol warna hijau   
    b.    pada simbol warna coklat muda
    c.    pada simbol warna kuning   
    d.    pada simbol warna coklat tua
15.    Daerah-daerah dataran endapan aluvial merupakan daerah permukiman padat penduduk, karena....
    a.    sumber air mudah dialirkan
    b.    tanahnya subur untuk daerah pertanian
    c.     lalu lintas terbuka ke segala penjuru
    d.    perekonomian lancar

B.    Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1.    Mengapa sebagjan besar penduduk Indonesia masih bermata pencaharian di bidang pertanian? Berikan alasannya!
2.    Apakah yang dimaksud dengan mina padi?
3.    Buatlah skema terjadinya perdagangan barang-barang impor hingga barang barang tersebut sampai ke tangan konsumen!
4.     Mengapa penduduk di Nusa Tenggara Timur banyak yang mata pencahariarmya betemak?
5.    Apa sebabnya di kota-kota besar banyak dibangun rumah susun?
6.    Jelaskan macam-macarn hutan menurut jenis pohonnya!
7.    Jelaskan apa alasan penduduk untuk memilih permukiman di sepanjang jalan, sungai, dan sepanjang garis pantai!
8.    Jelaskan di manakah terdapat pola permukiman yang mengelompok!
9.    Jelaskan mengapa daerah pegunungan yang tinggi dan daerah rawa-rawa tidak ideal sebagai lokasi permukiman!
10.    Jelaskan keuntungan dan kelemahan pola permukiman menyebar!

Ciri-Ciri Daerah Pemukiman


Setiap daerah pemukiman memiliki ciri-ciri tersendiri sebagai berikut.
a.     Daerah Pemukiman desa dicirikan.
    1)    Berjumlah penduduk antara 100-1.000 orang
    2)    Merupakan kawasan yang Khusus digunakan untuk tempat tinggal
    3)    Kawasan pertanian, atau kampung nelayan
    4)    Contoh: Desa

b.     Daerah Pemukiman Pekan
    1)    Berjumlah penduduk antara 1.000 -10.000 orang
    2)    Merupakan kawasan tempat tinggal, telah ada pasar secara kecil-kecilan         untuk berdagang
3)    Merupakan Pusat pengumpulan dan pemasaran hasil-hasil pertanian
4)    Telah terdapat balai-balai pengobatan, tempat pendidikan
5)    Contoh: Kota kecamatan

c.     Daerah Pemukiman Kota Kecil
1)    Berjumlah penduduk antara 10.000 - 500.000 orang
2)    Merupakan Pusat perdagangan bagi daerah sekitarnya
3)    Merupakan pusat pertnukiman, perhubungan Pusat pemerintahan
4)    Contoh: Kota kabupaten

d.     Daerah Pemukiman Kota Besar
1)    Berjumlah penduduk antara 500.000 -1.000.000 orang
2)    Berfungsi sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, dan perindustrian
3)    Merupakan gabungan dari kota besar dan kota-kota kecil di sekitarnya yang menjadi kota pengikut (kota satelit) Contoh: Kota Provinsi.

e.     Daerah pemukiman Metropolitan
    1)    Berjumlah penduduk antara 1,000.000 -10.000.000 orang
    2)    Merupakan Pusat perdagangan, perindustrian, perhubungan, dan             pemerintahan.Contoh: Jakarta.

f.    Megapolitan
1)    Berjumlah penduduk lebih dari 10.000.000 orang
2)    Merupakan gabungan dari beberapa buah kota seperti Tokaido di Jepang yang merupakan gabungan dari kota Tokyo - Nagoya - Osaka. Di Indonesia masih belum ada Kota megapolitan.

Persebaran (agihan) Permukiman Penduduk di Berbagai Bentang Lahan dan Alasan Penduduk Memilih Bermukim di Suatu Lokasi



Yang menjadi salah satu alas an utama penduduk memilih tempat tinggal atau permukiman yaitu faktor kemungkinan hidup sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Apabila faktor kemungkinan hidup di suatu tempat memberikan harapan yang menjanjikan, maka tempat tersebut akan dihuni oleh penduduk dalam jumlah yang banyak atau padat. Sebaliknya, di tempat yang mermlikik faktor pendukung kehidupan yang sangat kurang, jumlah penduduknya sedikit atau jarang.
Beberapa faktor pendukung kehidupan yaitu terdapatnya sumber air, bahan pangan, bahan bangunan, sarana lalu lintas, dan faktor relief muka bumi yang memungkinkan untuk dijadikan permukiman. Faktor-faktor pendukung kehidupan tersebut sangat besar pengaruhnya pada penyebaran jumiah penduduk. Misalnya jumlah penduduk yang tinggal di bentang alam yang terdiri dari gurun pastr yang luas seperti Gunm Sahara di Afrika dan Gurun Gobi di Asia Tengah sangat sedikit. Di daerah-daerah dengan kondisi seperti ini dijumpai pola permukiman penduduk yang terpencar-pencar berjauhan satu sama lain. Faktor penyebabnya yaitu karena di daerah gurun sangat sulit diperoleh air. Sumber mata air di daerah gurun hanya terdapat di daerah sekitar oase dan mata air artesis, itupun dalam jumlah yang sangat terbatas. Penduduk di daerah gurun bertempat tinggal di sekitar sumber air, karena air merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan. Faktor inilah yang menyebabkan mengapa di daerah gurun penduduknya sangat jarang. Sebaliknya di lembah-lembah sungai dan dataran-dataran endapan, di samping lahannya sangat subur, juga tersedia sumber air yang cukup. Itulah sebabnya daerah dengan kondisi seperti ini menjadi tujuan utama penduduk untuk bermukim dan menetap karena memiliki daya dukung yang tinggi bagi kehidupan. Daerah-daerah dataran rendah dan lembah-lembah sungai merupakan permukiman penduduk yang padat hampir di semua tempat di dunia.
Indonesia yang berada di daerah tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun, memiliki sumber air yang cukup banyak, namun persebaran penduduknya tidak merata. Selain faktor air, temyata masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi pola persebaran penduduk. Misalnya bentang alam yang merupakan puncak gunung yang tinggi, hampir tidak ditemukan permukiman penduduk karena cuaca sangat dingin dan lahannya yang sangat curam sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Selain itu, di daerah puncak gunung yang tinggi sangat sulit memperoleh air. Tempat-tempat seperti ini biasanya hanya dijadikan sebagai objek wisata bagi pendaki gunung. Tetapi, bentang alam yang merupakan pegunungan yang lebih rendah seperti dataran-dataran tinggi dan lereng-lereng pegunungan, telah banyak dijadikan untuk permukiman karena udaranya yang sejuk, lahannya subur, dan sumber air masih bisa diperoleh. Banyak kawasan dataran tinggi telah menjadi kawasan permukiman padat penduduk dan berkembang menjadi kota-kota besar dan kota tempat wisata, seperti: Bandung, Bogor, Berastagi, Takengon, dan Malang.
Demikian juga halnya di bentang alam yang berupa rawa-rawa, baik rawa di pedalaman maupun rawa pantai yang terdapat di Indonesia, persebaran penduduknya sangat jarang. Hal ini disebabkan karena daerah rawa rawa selalu tergenang air sehingga sulit untuk dijadikan perrnukiman dan lahan pertanian. Daerah rawa di Kalimantan telah diusahakan dan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan perrnukiman penduduk dengan cara membuat saluran pembuangan air. Pengeringan rawa gambut dengan tujuan untuk digunakan sebagi lahan pertanian yang dikenal sebagai proyek lahan gambut sejuta hektare.
Daerah perrnukiman padat penduduk lainnya di Indonesia terdapat di dataran-dataran endapan yang subur seperti dataran endapan yang luas di bagian utara Pulau Jawa, dataran endapan bagian timur Pulau Sumatera, dataran rendah Pulau Kalimantan dan Sulawesi. Pembangunan jaringan transportasi pun lebih mudah di dataran rendah dibandingkan dengan daerah rawa-rawa atau pegunungan.

Pola Permukiman Penduduk


Keadaan fisis wilayah sangat mempengaruhi pola permukiman penduduk. Hal itu tergambar dari posisi letak bangunan atau rumah-rumah penduduk terhadap jalur jalan, sungai, atau garis pantai. Beberapa pola permukiman penduduk yang sering ditemukan yakni sebagai berikut.

1.     Pola Permukiman Memanjang (Linear)
Pola permukiman memanjang atau linear erat hubungannya dengan berbagai kemudahan yang diperoleh, terutama dalam hal transportasi. Agar diperoleh kemudahan dalam hal transportasi, Pembangunan rumah-rumah penduduk di sepanjang jalah raya, sepanjang rel kereta api, sepanjang sungai, atau sepanjang garis pantai. Pola permukiman memanjang terdapat di:
    a.     Tepi pantai    b.     Tepi sungai
    c.     Tepi jalan raya    d.     Tepi rel kereta api





























2.    Pola Permukiman Tersebar
Suatu pola permukiman tersebar memperlihatkan bagaimana letak permukiman yang berpencar-pencar antara permukiman yang satu dengan peimukiman yang ainnya. Penduduk banyak yang mendirikan permukiman di lahan-lahan pertanian yang mereka miliki dengan tujuan agar mendekatkan mereka dengan lahan pertanian yang dikelola.
Antara daerah permukiman yang satu dengan permukiman yang lainnya umumnya terdapat jaringan lalu lintas dengan tujuan untuk memudahkan mereka bepergian dan melakukan kegiatan dalam bidang perdagangan.
Terbentuknya pola permukiman tersebar tidak terlepas dan faktor-faktor yang bersifat geografis, faktor ekonomi, mata pencaharian, dan sistem kepemilikan tanah. Pola permukiman tersebar banyak kita temukandi daerah yang iklimnya sangat kontras, misalnya terlalau basah atau terlalu kering, dan keadaan daerahnya masih berbatu-batu. Di daerah seperti ini sumber daya alamnya sangat terbatas, sehingga tidak dapat diharapkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk dalam jumlah yang banyak. Keterbatasan sumber daya alam antara lain disebabkan kurangnya tersedianya sumber air, bahan makanan, lahan pertanian yang tandus, padang penggembalaan yang serapit, terdapat rawa-rawa (terlalu basah), dan banyak lagi hal lainnya. Pola permukiman tersebar banyak dijumpai;
a.     Perkebunan rakyat seperti perkebunan kelapa, karet, dan lain-lain
b.    Perkampungan kecil

 3.     Pola Permukiman Terpusat
Pola-pola permukiman yang terpusat banyak kita jumpai di daerah-daerah pegunungan. Letak permukiman, pasar, dan bangunan berkelompok pada tempat-tempat yang banyak tersedia sumber daya alam. Karena pola permukiman dalam keadaan berkelompok, lahan-lahan pertanian penduduk umumnya sangat jauh letaknya dari permukiman. Pemekaran permukiman mengarah ke segala jurusan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Beberapa hal yang menguntungkan dari pola permukiman terpusat yaitu memudahkan dalam membangun fasilitas-fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, dan lain-lain karena dapat dibangun dekat permukiman penduduk untuk kemudahan penduduk setempat, Pola permukiman terpusat banyak kita temukan di:
a.      kawasan indusri      b. kawasan kota
c.     persimpanganjalan d. pelabuhan

Penggunaan Lahan di Perkotaan


Perbedaan yang mendasar antara kota dan desa terletak pada jumlah dan kepadatan penduduknya, tersediannya fasilitas umum, bentuk bangunan, penggunaan lahan, dan corak kehidupan masyarakatnya.
Berdasarkan jumlah penduduknya, kota dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.    kota kecil dengan jumlah penduduk 20.000 - 50.000 jiwa
2.    kota sedang dengan jumlah penduduk 50.000 -100.000 jiwa
3.    kota besar dengan jumlah penduduk 100.000 -1.000.000 jiwa
4.    kota metropolitan dengan jumlah penduduk > 1.000.000 jiwa

Antara kota besar atau kota metropolitan dengan kota sedang atau kota kecil terdapat perbedaan dari bentuk bangunan, kepadatan lalu lintas, kepadatan penduduk, dan lain-lain. Hal ini ada hubungannya dengan penggunaan lahan di kota. Penggunaan lahan di perkotaan umumnya dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan antara lain sebagai berikut.

a.     Pusat Perdagangan
Lahan-lahan di perkoataan yang digunakan sebagai pusat-pusat perdagangan umumnya terdapat di pusat atau inti kota. Pada tempat ini dibangun pusat-pusat perbelanjaan seperti komplek pertoboan, pasar, plaza-plaza, bank pemerintah dan swasta, serta hotel-hotel dan penginapan,
b.     Perkantoran
Pada kota-kota yang telah terencana dengan baik, lahan untuk perkantoran, khususnya kantor-kantor pemerintah biasanya di tempatkan di luar kawasan pusat perbelanjaan (perdagangan) dan di luar kawasan pennukiman penduduk. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kenyamanan bagi pekerja-pekerja kantor. Tetapi bagi kota-kota yang belum tertata, ada kalanya letak per-kantoran terdapat bersamaan dengan letak bangunan-bangunan yang lain sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

c.     Permukiman
Jika kita perhatikan sebagaian besar lahan di perkotaan banyak yang digunakan untuk permukiman. Hal ini karena jumlah penduduk kota yang jumlahnya begitu besar sehingga membutuhkan lahan yang lebih luas untuk tempat tinggal. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, dan Makassar, lahan untuk permukiman semakin sulit diperoleh karena padatnya bangunan. Untuk mengatasi hal ini dibangun rumah-rumah susun atau apartemen-apartemen sehingga dapat dihuni oleh keluarga yang jumlah anggotanya banyak..
Bangunan perkantoran, hotel, plaza, pusat perdagangan dibuat bertingkat. Pembangunan seperti ini banyak menghemat penggunaan lahan di perkotaan sehingga dapat menampung lebih banyak bangunan yang lainnya.

d.     Pusat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi semua orang. Penduduk kota yang jumlahnya sangat besar membutuhkan fasilitas pendidikan yang sangat banyak, seperti salah satu diantaranya adalah gedung-gedung sekolah, Kebutuhan akan gedung sekolah di kota jauh lebih banyak dibandingkan dengan di pedesaan sehingga kebutuhan lahan untuk pendidikan pun tentunya lebih luas pula. Di kota-kota besar terdapat berbagai jenis sekolah baik negeri rnaupun swasta, mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, SMK dan Perguruan Tinggi. Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, Universitas Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Institut Teknologi Bandung, merupakan beberapa contoh pusat pendidikan yang menggunakan lahan puluhan hektare luasnya. Perkotaan memerlukan lahan yang luas untuk pendidikan, karena kota merupakan pusat bagi pendidikan.

e.     Ruang Hijau Terbuka
Ruang hijau terbuka (RHT) seperti taman kota dan jalur hijau merupakan komponen utama penyedia air bersih, sebagai daerali resapan air, sebagai paru-paru kota, tempat berolah raga dan rekreasi, serta menambah keindahan lingkungan perkotaan.
Pengembangan ruang hijau terbuka merupakan suatu keharusan bagi setiap kota sesuai dengan instruksi Menteri Dalam Negeri No: 14/1988. Idealnya, ruang hijau terbuka di perkotaan antant 20% hingga 30 % dari luas seluruh kota Namun demikian, karena perkem-bangan jumlah penduduk perkotaan yang semakin pesat memerlukan lahan permukiman yang semakin luas, maka luas ruang hijau terbuka semakin berkurang. Sebagai contoh misalnya rencana Induk Kota Jakarta pada tahun 1965-1985 yang dibuat oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada waktu itu, mengalokasikan RHT seluas 37,2 %. Tetapi, pada kenyataannya di Kota-kota seperti Jakarta hanya memiliki RHT sekitar 9 % dari luas wilayahnya. Karena banyak RHT yang telah diubah fungsinya menjadi pusat-pusat bisnis dan kawasan permukiman.

f.     Jalan Raya
Jalan raya merupakan salah satu kebutuhan vital di daerah perkotaan, dengajn tujuan untuk keperluan mobilitas penduduk.
Penduduk kota yang jumlahnya sangat besar dan padat mobilitasnya sangat tinggi sehingga membutuhkan jaringan jalan yang luas dan lebar. Untuk menghindari kemacetan lalu lintas, banyak jalan-jalan yang dibuat dua jalur atau pembangunan jalan tol yang bebas hambatan. Pembangunan sarana lalu lintas jalan raya di perkotaan memerlukan lahan yang cukup luas, sementara perluasan lahan di perkotaan sangat kecil kemungkinannya. Hal itu pulalah yang menyebabkan banyak lahan-lahan masyarakat yang sebelumnya merupakan perumahan atau lahan pertanian, terpaksa dibebaskan untuk pelebaran dan pembuatan jalan baru.

g.     Kawasan Industri
Kawasan Industri merupakan salah satu ciri khas di perkotaan yang dapat menjadi daya tarik penduduk untuk melakukan urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota). Dalam rangka penataan kota dan keserasian lingkungan, pemerintah kota menyediakan lahan khusus yang digunakan untuk kawasan industri, terutama industri pengolahan dalam skala besar. Lahan yang di pergunakan untuk kawasan industri harus luas agar dapat menampung bermacam-macam kegiatan perindustrian di tempat tersebut.
Beberapa kawasan industri antara lain kawasan industri Pulau Gadung di Jakarta, Cilegon di Banten, Cilacap di Jawa Tengah, Rungkut di Surabaya, Kawasan Industri Medan di Medan, dan lain-lain. Kawasan industri yang disebutkan tersebut memiliki lahan yang sangat luas.

h.     Lahan Pertanian
Pada beberapa kota yang demikian padat jumlah penduduknya dengan lahan yang terasa semakin sempit, masih kita jumpai lahan yang digunakan untuk pertanian. Lahan pertanian terutama terdapat di pinggiran kota dettgan tanaman yang ditanam umumnya adalah tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, atau ada pula yang digunakan untuk sawah yang merupakan sawah tadah hujan. Penduduk yang tinggal di pinggiran kota, sebagian diantaranya masih ada yang bermata pencaharian sebagai petani.

Penggunaan Lahan di Pedesaan


Indonesia sebagai daerah agraris, lahan di pedesaan pada umumnya banyak digunakan untuk kepentingan pertanian dan tempat tinggal. Kepentingan pertanian misalnya untuk tegalan, sawah, kebun, penggembalaan, hutan produksi, hutan lindung, dan waduk. Sementara kepentingan tempat tinggal misalnya untuk mendirikan rumah-rumah yang dikenal sebagai wilayah perkampungan.
Rumah-rumah di pedesaan umumnya memiliki pekarangan yang luas dan pada pekarangan tersebut terdapat pula tanam-tanaman dan ada kalanya terdapat juga kandang ternak. Bentuk penggunaan lahan di pedesaan sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya. Oleh karena itu, terdapat perberbedaan antara satu desa dengan desa lainnya. Misalnya penggunaan lahan di daerah pantai yang umumnya cenderung berhubungan dengan kegiatan perikanan atau pertanian di daerah rawa-rawa, sedangkan penggunaan lahannya di daerah pegunungan cenderung berhubungan dengan usaha-usaha di bidang pertanian atau perkebunan.

a.     Penggunaan Lahan di Desa-Desa Daerah Pantai
Di desa-desa yang terdapat di daerah pantai yaitu di luar kawasan permukiman, lahan-lahan banyak digunakan untuk usaha di bidang perikanan air payau dengan membuat tambaMambak. Hal ini terbukti apabila kita ke daerah pantai, kita dapat melihat di sekitar desa pantai terhampar tambak-tambak ikan yang luas, ada yang telah diusahakan secara intensif, ada pula yang masih tradisional. Tambak-tambak ikan dan udang banyak ditemukan di daerah pantai utara Pulau Jawa, pantai timur Pulau Sumatera, pantai selatan Pulau Kalimantan, dan daerah pantai lainnya.
Di pantai utara Jawa Timur dan Pulau Madura, penggunaan lahan tidak hanya untuk tambak ikan dan udang, tetapi banyak pula yang digunakan sebagai tambak-tambak yang menghasilkan garam.
Lahan di desa pantai selain digunakan untuk tambak, ada juga yang digunakan untuk usaha perkebunan, terutama perkebunan kelapa. Sedangkan untuk permukiman tempat tinggal, umumnya penduduk mendirikan perkampungan di sekitar tanggul-tanggul pantai, karena tempat ini aman dari bahaya banjir dan terdapat sumber air tawar.

b.     Penggunaan Lahan di Desa-Desa Daerah Pegunungan atau Dataran Tinggi
Di daerah pegunungan atau dataran tinggi udaranya sejuk, hal ini menyebabkan penggunaan lahan sangat cocok untuk usaha pertanian seperti tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan Di sekitar pedesaan di daerah pegunungan terHhat hamparan lahan pertanian yang ditanami dengan berbagai tanaman seperti kol, sawi, kentang, tomat, wortel, dan beraneka macam buah-buahan, Selain itu, terdapat pula lahan perkebunan untuk tanaman yang sesuai dengan kondisi daerah pegunungan, misalnya perkebunan teh di Puncak (Bogor), perkebunan kopi di Dataran Tinggi Gayo (Aceh Tengah), perkebunan jeruk di Dataran Tinggi Karo (Sumatera Utara).
Sebagian kecil dari lahan di daerah pegunungan ada juga yang digunakan untuk pertanian tanarnan padi di daerah kering (padi gogo).

c.     Penggunaan Lahan di Desa -desa Dataran Rendah
Lahan di desa-desa dataran rendah hatmpir kebanyakan digunakan untuk persawahan, baik sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Desa di dataran rendah difcelilingi oleh hamparan sawah yang luas sehirfl|ga daerah ini merupakan lumbung padi.
Lahan-lahan yang letaknya di pinggir desa banyak diusahakan untuk perkebunan yang ditanami dengan tanaman kelapa dan beraneka macam jenis buah-buahan.

d.     Penggunaan Lahan di Desa-Desa yang Bercurah Hujan Sedikit (Daerah Kering)
Di daerah yang curah hujannya sangat sedikit, terdapat padang rumput yang luas sehingga sangat cocok untuk usaha penggembalaan atau petemakan. Di sekitar desa-desa yang terdapat areal padang rumput yang sangat luas, penggunaan lahan dimanfaatkan untuk penggembalaan atau petemakan hewan besar seperti lembu, kerbau, dah kuda.
Penggunaan lahan untuk petemakan banyak kita temukan di desa-desa yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara dan beberapa daerah yang padang rumputnya masih luas.

Pengertian dan Jenis-Jenis Usaha di Bidang Jasa


Yasng dimaksud dengan Jasa adalah segala kegiatan yang bersifat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Di negara-negara rnaju, masyarakat yang kehidupannya tergantung kepada sektor jasa sangat banyak. Di negara kita sektor jasa sedang mengalami pertumbuhan yang pesat terbukti dengan banyaknya masyarakat yang hidupnya tergantung kepada sektor ini. Kegiatan ekonomi di sektor jasa antara lain perdagangan, perhubungan, pengangkutan dan pariwisata.

a.     Perdagangan
Perdagangan adalah kegiatan jual beli yang bertujuan untuk menyampaikan barang / jasa dari produsen atau penghasil kepada konsumen atau pemakai. Sejalan dengan menirtgkatnya kebutuhan hidup, maka hubungan kegiatan perdagangan terus mengalami peningkatan, Hal itu ditandai dengan berdirinya pemsahaan-perusahaan daang atau perseroan.
Terciptanya perdagangan disebabkan kebutuhan yang semakin banyak dan kompleks sehingga setiap orang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri secara langsung. Demikian pula antar negara, tidak ada satu pun negara di dunia yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa ada ketergantungan pada negara-negara lain.
Berdasarkan ruang lingkup atau luas wilayah, perdagangan dapat diklasifikasikan menjadi perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri. Sektor perhubungan dan pengangkut-an berperanan sangat penting dalam perkembangan dan pernbangunan perkonomian suatu negara. Dengan lancarnya perhubungan dan pengangkutan, berarti dapat mempercepat interaksi antardesa, antarkota, antarwilayah, antarpulau, bahkan antarnegara.
b.     Perhubungan dan Pengangkutan
Perhubungan dan pengangkutan disamping dapat memperlancar distribusi barang dan jasa juga berperan untuk memperlancar mobilitas atau arus perpindahan penduduk, dan penyebaran informasi ke seluruh pelosok tanah air. Beberapa jenis perhubungan yang telah dilaksanakan di Indonesia antara lain yaitu perhubungan darat, angkutan sungai, danau dan penyeberangan, periiubungan taut, dan perhubungan udara.

c.     Pariwisata
Sektor pariwisata tidak hanya memberikan devisa bagi negara kite, melainkan berdampak ganda terhadap sektor-sektor lain, seperti pada bidang perhotelan, transportasi, industri kerajinan, dan lapangan kerja, yang dapat memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian nasional. Untuk mendukung pengembangan dan perluasan industri kepariwisataan, dibutuhkan beberapa unsur pokok sebagai faktor pendukung, antara lain sebagai berikut
1)    Objek wisata dan atraksi wisata yang dikelola dengan baik.
2)    Perusahaan angkutan, baik angkutan darat, laut, maupun udara yang membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata.
3)     Jasa pelayanan dari perusahaan-perusahaan jasa, seperti hotel, bar, restoran, fasilitas rekreasi, dan hiburan.
4)    Biro perjalanan wisata yang memiliki peranan penting sebagai pember informasi, pengarahan, pengumsan dokumen perjalanan, dan perencanaan perjalanan,
5)    Biro jasa yang memberikan pelayanan pramuwisata.
6)    Terdapatnya toko-toko souvenir atau cinderamata sebagai tempat wisatawan berbelanja.
7)    Jasa perusahaan pendukung, seperti kantor pos, bank, tempat penukaran uang (money changer), penjual kamera, dan film.

Agar suatu daerah dapat dieksploitasi menjadi daerah Tujuan Wisata harus memenuhi tiga persyaratan utama sebagai berikut.
1)    Memiliki objek atau atraksi yang menarik, misalnya berupa! keindahan alam, seni budaya, dan sebagainya.
2)    Memiliki akses transportasi yang lancar, sehingga objek wisata ; yang ada di daerah itu mudah dicapai,
3)    Tersedia tempat tinggal untuk sementara, baik berupa hotel, losmen, atau tempat penginapan yang lain.

Pengertian dan penggolongan jenis-jenis Perindustrian


Industri adalah kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, Jadi, industri merupakan bagian dari proses produksi yang bahan-bahannya diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian barang itu diolah sampai akhirnya menjadi barang yang memiliki nilai bagi masyarakat. Membangun berbagai sarana daii prasarana industri bagi bangsa Indonesia sangat penting, karena diharapkan mampu membawa perubahan mendasar bagi struktur perekonomian nasional. Pembangunan industri memungkinkan keadaan perekonomian kita menjadi semakin kokoh dan seimbang mengikuti negara-negara maju lainnya di dunia. Disamping itu industri dapat menyerap banyak tenaga kerja dan menghasilkan barang barang kebutuhan masyarakat sehingga mengurangi ketergantungan megara kita terhadap negara lain.
Dilihat dari segi tenaga kerja yang digunakan, tingkat produksi, dan jenis kegiatannya, perindustrian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa ketompok

a.     Penggolongan Industri berdasarkan jumlah tenaga kerka
Dilihat dari jumlah tenaga kerja, industri digolongkan menjadi beberapa fcelompok, sebagai berikut.
1)     Industri rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang,
2)     Industri kecil dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang.
3)     Industri menengah dengan jumlah tenaga kerja 20 - 99 orang.
4)     Industri besar dengan jumlah tenaga kerja di atas 100 orang.

b.    Penggolongan Industri berdasarkan tingkat produksinya.
Ditinjau dari tingkat produksinya, industri digolongkan menjadi beberapa kelompok, sebagai berikut
1)    Industri berat, yaitu industri yang telah menggunakan mesin-mesin untuk menghasilkan alat-alat berat
2)    Industri ringan yaitu industri yang telah meggunakan mesin-mesin untuk memproduksi barang jadi.
3)    Industri dasar adalah industri yang menggunakan mesin-mesin untuk memproduksi bahan baku atau bahan penolong bagi industri lainnya.
4)    Industri rumah tangga yaitu industri yang menghasilkan barang-barang yang berupa kerajinan tangan.

c.     Penggolongan Industri berdasarkan kegiatannya
Berdasarkan kegiatannya industri dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, sebagai berikut.
1)    Aneka industri yaitu industri yang menghasilkan beberapa macam barang keperluan.
2)    Industri logam dasar yaitu industri yang mengolah logam dan produk dasar.
3)    Industri kimia dasar yaitu industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan jadi.
4)    Industri kecil yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja dan modal yang kecil dan atau teknologi yang digunakan masih sederhana.

Industri yang sekarang masih diusahakan di Indonesia terdiri dari berbagai jenis, antara lain sebagai berikut.
a.     Industri Semen
Semen termasuk salah satu hasil industri yang paling banyak dipergunakan sebagai bahan bangunan. Beberapa pabrik semen di Indonesia yang telah berproduksi diantatanya adalah Semen Padang (Padang), Semen Nusantara (Cilacap, Jawa Tengah), Semen Cibinong (Jawa Barat), Semen Gtesik (Jawa Timur), Semen Loakulu (Samarinda), Semen Tonasa (Makassar), dan Semen Kupang (NTT).
b.     Industri Tekstil
    Industri tekstil merupakan salah satu industri yang penting di Indonesia. Industri tekstil terdiri dari beberapa bagian, antara lain industri pemintalan benang dan industri tenun. Industri benang terdapat di Tanggerang Bekasi, Bandung, legal, Cilacap, Serang, Semarang, Jawa Barat (Garut), Jawa Tengah (Pekalongan dan Klaten), Ball (Denpasar), dan Kalimantan Timur (Samarinda). Dari beragam industri tekstil, terdapat pula industri kerajinan batik dan industri cambrik. Industri kerajinan batik terdapat di Jawa Tengah (Surakarta dan Pekalongan), Yogyakarta, dan Jawa Barat (Tasikmalaya). Sedangkan industri cambrik (kain mori) terdapat di Pekalongan, Surakarta, Jawa Barat, dan Yogyakarta.
c.     Industri Kertas
    Beberapa Industri kertas di Indonesia terdapat di Padalarang (Jawa Barat), Notong, Blabak (Jawa Tengah), leces (Jawa Timur), Gowa (Sulawesi Selatan), dan Aceh.
d.     Industri Rokok
    Industri rokok banyak terdapat di pulau jawa seperti di Surakarta (rokok kerbau), Semarang (rokok Gentong Gotri), Kudus (rokok Sukun dan Jarum), Malang (rokok Bentoel), Kediri (rokok Gudang Garam), dan Yogyakarta (rokok Tarumartani).
e.     Industri Kayu Lapis
    Industri ini terdapat di Jawa Tengah (Kaliwungu), Kalimantan Timur, dan Jawa Timur (Gresik).
f.     Industri Pesawat
    PT. Dirgantara Indonesia (PT, DI) Industri ini terdapat di Bandung, Jawa Barat.Namun sekarang dalam keadaan pasif.
g,    Industri Garam
    Industri garam terdapat di pantai utara Jawa Tengah, Surabaya, dan Madura.
h,     Industri Pengolahan Ikan Kaleng
    Industri ini terdapat di Muncar.
i.     Industri Bola Larnpu
    Industri ini terdapat di Surabaya dan Yogyakarta.
j.     Industri Kapal
    Industri PTIPPA Gaya Baru terdapat di Semarang, dan PT PAL di Surabaya.
k.     Industri Seng “Fumira”
    Industri ini terdapat di Semarang.
1.     Industri Alat-alat Berat PT “Bharata” Industri ini terdapat di Surabaya.
m.     Industri Besi Baja “Krakatau Steel” Industri ini terdapat di Cilegon, Banten.
n.     Industri Feronickel
Industri ini terdapat di Pomala (Sulawesi Tenggara).

Pengertian, Jenis-jenis, dan penggolongan Pertambangan di Indonesia


Sebagian batuan kerak bumi telah dapat dinianfaatkan untuk kehidupan manusia karena mineral yang dikandungnya. Pertambangan adalah penggalian dan pengolahan batuan untuk memanfaatkan mineral yang dikandungnya untuk kehidupan manusia.
Negara Indonesia memiliki sumber daya alam berupa hasil tambang yang melimpah. Usaha pertambangan dapat memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar bagi bangsa dan negara kita karena dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar, menghasilkan kebutuhan penduduk, dan mendatangkan devisa. Usaha pertambangan perlu memperhatikan faktor kelestarian lingkungan, karena sering terjadi kerusakan akibat terkurasnya hasil tambang sehingga terjadi konflik yang berkepanjangan dengan masyarakat setempat.
Barang tambang dapat digolongkan menjadi 3 (tiga), yaitu:
1.    Barang Tambang Golongan A
    Barang Tambang golongan A yaitu bahan galian strategis dan penting untuk keamanan dan perekonomian negara. Misalnya minyak bumi, gas alam, batu bara, besi, bauksit, tembaga, nikel, timah, dan radioaktif.
2.    Barang Tambang Golongan B
    Barang Tambang Golongan B adalah bahan galian vital, yaitu bahan galian yang penting untuk hajat hidup orang banyak. Misalnya emas, perak, aspal, belerang, fosfat, mangan, seng, mika, asbes, dan lain-lain.
3.    Barang Tambang Golongan C
    Barang tambang Golongan C adalah bahan galian industri, yaitu bahan galian yang dapat langsung digunakan untuk bahan keperluan industri, seperti batu gamping, pasir kwarsa, manner, kaolin, gips, batu apung, dan lain-lain.
Pengusahaan barang tambang golongan A dan B dilakukan oleh pemerintah pusat atau perusahaan yang ditunjuk, sedangkan barang tambang golongan C dikelola oleh pemerintah daerah setempat atau perusahaan yang ditunjuk oleh Pemda.
Mineral yang ditambang dapat digolongkan menjadi pertambangan bijih dan penggalian mineral.

a.     Pertambangan bijih
Bijih adalah batuan yang mengandung logarn. Bijih yang cukup banyak dihasilkan di Indonesia adalah:
    1.    timah,        4.    emas dan perak,
    2.    nikel,        5.    mangan,
    3.    bauksit atau bijih aluminium,    6.    tembaga.
       
1)     Timah.
Bijih timah adalah salah satu pengusahaan mineral yang tertua di Indonesia, yaitu sejak tahun 1815. Timah diusahakan di Bangka, Belitung, Singkep, Karimun, dan di lepas pantai pulau-pulau itu.
Timah sekunder adalah bijih timah yang ditambang di lepas pantai. Bijih ini telah mengalami pengartgkutan alam dari tempat terjadmya, di dalam urat-urat batuan granit, ke tempat pengendapannya sekarang.
2)     Bijih nikel
Bijih nikel terdapat di dalam tanah hasil pelapukan batuan beku dalam yang basa. Penambangannya dilakukan dengan cara mengupas tanah yang mengandung bijih nikel. Pertambangan bijih nikel diusahakan di daerah Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Persediaan bijih ini cukup banyak terdapat di pulau Gag, Irian Jaya.
3)    Bauksit atau bijih aluminium
Sama seperti bijih nikel, bauksit merupakan hasil pelapukan. Hanya saja, bahan induknya adalah batuan malihan. Penambangannya juga dilakukan dengan mengupas tanah yang mengandung bijih itu. Bijih ini dihasilkan oleh pulau Bintan dan juga ditemukan dalam jumlah besar di Kalimantan Barat.
4)    Emas dan perak
Penambangan emas dan perak dilakukan dengan menggali terowongan. Saat ini penambangan emas hanya dilakukan di Cikotok, Banten Selatan.
5)    Bijih mangan
Penambangan mangan terdapat di Kulon Progo (Yogyakarta) dan Karangnunggal (Tasikmalaya Selatan). Jadi cadangan bijih ini di Indonesia sangat terbatas.
6)     Bijih tembaga
Tambang bijih tembaga mulai dibuka pada tahun 1972 di pegunungan Jayawijaya, yang terletak 3.500 m di alas permukaan laut. Karena letaknya sangat terpencil, pengangkutan bijih dari tambang ke pelabuhan dilakukan dengan terlebih dahulu menghaluskannya, lalu mencampurkannya dengan air, dan mengalirkannya melalui pipa.

b.     Penggalian mineral
Penggalian mineral bukan bijih dapat berupa penggalian mineral industri atau mineral sumber tenaga.
I)     Penggalian mineral industri
Mineral industri ialah bahan galian yang digunakan untuk mendukung berbagai industri. Contoh: batu gamping dan lempung untuk pembuatan semen, batuan fosfat untuk bahan dasar pupuk buatan, dan belerang dan yodium untuk pembuatan obat-obatan. Bila dibandingkan dengan pertambangan bijih, modal yang digunakan untuk menggali mineral industri tidaklah begitu besar.

2)     Mineral sumber tenaga
Ada tiga jenis yang tergolong dalam mineral sumber tenaga, yaitu:
a)     Batubara
Ada tiga tempat penghasil batubara di Indonesia, yaitu Sawah-lunto di Sumatera Barat, Bukit Asam di Sumatera Selatan, dan Mahakam di Kalimantan Timur. Di antara ketiganya, hanya penambangan di Bukit Asam yang masih berlangsung.
Pertambangan batubara mengalami kemunduran karena batubara tidak mampu bersaing dengan minyak bumi. Sebagai contoh, kereta api yang merupakan salah satu pemakai batubara tidak lagi menggunakan lokomotif uap melainkan diesel. Saat ini usaha peningkatan produksi batubara mulai tampak karena harga minyak bumi makin mahal dan penggunaan batubara pada pembangkit listrik tenaga uap rneningkat, misalnya PLTU Suralaya di Jawa Barat dan PLTU Paiton di Jawa Timur.

b)     Minyak bumi
Minyak bumi di Indonesia dihasilkan dari lapisan-lapisan sedimen tersier yang terdapat di sepanjang Sumatera bagian timur, Jawa bagian utara, Kalimantan bagian timur, Seram bagian timur, dan daerah kepala burung di Irian Jaya. Cekungan yang mengandung minyak bumi di Indonesia cukup luas, seperti ditunjukkan pada peta berikut ini.
Salah satu keunggulan minyak bumi Indonesia dibandingkan dengan minyak bumi negara lain ialah kadar belerangnya sangat rendah, Akibatnya penggunaannya menimbulkan pencemaran udara yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak negara lain yang memiliki kadar belerang tinggi.
Minyak merupakan bahan bakar utama untuk keperluan industri dan penggerak mesin pada umumnya. Misalnya mobil, motor, pesawat terbang, dan juga pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang terdapat di berbagai kota.
Satu-satunya perusahaan minyak yang dimiliki oleh pemerintah ialah Pertamina, singkatan dari Pertambangan Minyak Nasional. Sedangkan perusahaan minyak asing diberi kesempatan berusaha berdasarkan kontrak bagi hasil dengan Pertamina.
c)     Gas alam
Gas alam yang umumnya ditemukan bersama atau di dalam daerah minyak bumi, digunakan sebagai sumber tenaga dan bahan baku berbagai industri kimia. Daerah produksi gas alarn adalah Arun di Aceh dan Badak di Kalimantan Timur,

3)     Sumber tenaga Lainnya
Ada tiga sumber-sumber tenaga lainnya yang akan kita bahas, yaitu:
1.    air
2.    panas bumi,
3.    mineral radioaktif.
Air yang digunakan sebagai sumber tenaga yang sangat besar ialah air yang mengalir dalam bentuk sungai. Jika air sungai di-bendung, alirannya dapat digunakan untuk menggerakkan turbin yang disatukan dengan generator sehingga listrik dapat dibangkitkan. Contohnya adalah PLTA Jatiluhur, PLTA Saguling, dan PLTA Cirata yang memiliki kapasitas sangat besar, terdapat di Jawa Barat
PLTA Karangkates di Jawa Timur; PLTA Riam Kanan di Kalimantan Selatan; PLTA Sempor di Jawa Tengah; PLTA Asahan di Sumatera Utara; dan PLTA Bakaru di Sulawesi Selatan.
Karena tenaga air yang membangkitkan listrik lebih bersih daripada batu bara, orang menyebut air sebagai batu bara putih. Panas bumi juga. dapat membangkitkan tenaga listrik. Contohnya adalah PLTP Kamojang dekat Garut dan PLTP Gunung Salak dekat Sukabumi. Mineral radioaktif dimanfaatkan untuk pusat listrik tenaga nuklir (PLTN).

Kehutanan


Sektor kehutanan mempunyai arti yang sangat penting karena banyak menyerap tenaga kerja, menghasilkan komoditas, dan mendatangkan devisa. Indonesia memiliki hutan tropis yang sangat luas yang berftingsi sebagai paru-paru dunia. Hutan dapat menyerap karbondioksida (€62) yang berasal dari hasil-hasil pembakaran dan mengejuarkan oksigen (Ch) yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk bematas. Hutan merupakan stabilisator CO2 dan Oz di udara. Selain itu, hutan menyimpan kekayaan alam. Kekayaan alam yang terdapat di hutan seperti kayu, rotan, damar, getah jelutung, binatang buruan., merupakan sumber daya alam yang sangat bermanfaat Pemanfaatan hutan harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan karena kerusakan hutan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Berdasarkan jenis pohonnya, hutan dibedakan menjadi:
a.     Hutan homogen
    Hutan Homogen adalah hutan yang ditumbuhi oleh yang jenisnya sama. Misalnya, hutan jati, hutan pinus, hutan bakau, dan sebagainya. Di Indonesia, hutan homogen kebanyakan merupakan hasil budi daya manusia yang sengaja ditanam dengan tanaman sejenis. Penanaman hutan homogen seringkali berhubungan dengan tujuan reboisasi, penghijauan, atau untuk keperluan industri yang membutuhkan bahan baku kayu, misalnya industri kertas.
b.     Hutan heterogen
    Hutan heterogen, adalah hutan yang tumbuhannya terdiri dari beraneka jenis seperti, hutan hujan tropis yang ditumbuhi ribuan jenis pohon.

Persebaran hutan di Indonesia tidak merata di setiap pulau. Ada pulau yang persentase hutannya masih luas, ada puia pulau yang luas hutannya tinggal sedikit. Kenyataan ini erat kaitannya dengan penyebaran jumlah penduduk yang tidak merata. Pulau Kalimantan masih memiliki hutan yang luas sekali, diperkirakan sekitar 68%; dari luas daratannya, Papua 78%, Sumatera 57%, Sulawesi 32%, dan Maluku 71%. Di Pulau Jawa, luas hutannya hanya tinggal sekitar 22%.














Gambar 8.3 Peta persebaran jenis-jenis hutan di Indonesia

Tabel
Luas Hutan di Indonesia

Pulau / Kepulauan
Sumatera
Jawa
Bali / Nusa Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Irian Jaya
INDONESIA
Luas hutan (ha)
53.729.000
6.050.000
5.615.000
84.682.000
25.626.000
13.668.000
69.407.000
258,777,000

Hutan jati banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama di Jawa Timur, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Luas hutan jati yang tumbuh di Indonesia sekitar 800.000 hektare, tetapi yang masih produktif tinggal ± 450.000 hek-tare.

Usaha Perikanan


Usaha di bidang perikanan adalah salah satu lapangan kerja yang cukup menyerap tenaga kerja bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, usaha perikanan telah mampu meningkatkan konsumsi ikan per kapita penduduk Indonesia dari 18,54 kg pada tahun 1994 menjadi 21,69 kg pada tahun 2002 yang lalu. Ekspor ikan menjadi salah satu sumber devisa yang cukup besar bagi negara kita. Usaha di bidang perikanan, selain memberikan manfaat yang sangat besar secara ekonomi, ternyata juga dapat menimbulkan dampak negatif jika pengelolaannya tidak dilakukan secara baik, misalnya penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak, racun, dan pukat harimau dapat menyebabkan populasi ikan semakin berkurang.
Kerusakan hutan bakau karena dimanfaatkan untuk tambak di tepi pantai dapat mengganggu habitat ikan. Karena itu, usaha perikanan harus memperhatikan faktor kelestarian lingkungan.
Untuk kebutuhan akan ikan saat ini, Indonesia masih dapat meningkatkan produksi ikan karena laut Indonesia cukup luas dan kaya akan ikan. Di samping itu, perikanan air tawar pun masih memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan.. Usaha di bidang perikanan terdiri dan: perikanan darat dan perikanan laut.

a.     Perikanan Darat
Perikanan darat dibedakan menjadi perikanan air payau dan perikanan air tawar. Perikanan air payau diusahakan di tepi-tepi pantai yang datar dalam bentuk tambak-tambak (empang) ikan. Air yang digunakan untuk tambak adalah air payau karena airnya merupakan campuran air laut dan air tawar. Perikanan air payau terutama bertujuan membudidayaan udang dan ikan bandeng. Daerah perikanan air payau terutama dijurnpai di pantai utara Pulau Jawa, pantai Timur Aceh, Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat.
Hasil Perikanan yang diperoleh dari usaha tambak di Indonesia hingga saat ini masih terbilang rendah, yaitu sekitar 500 kg per hektare. Coba dibandingkan dengan Taiwan yang menurut berita hasil perikanan tambaknnya : mencapai 2000-3000 kg per hektare. Untuk meningkatkan produksi tambak, telah banyak diupayakan secara intensifikasi dengan menggunakan teknologi perikanan modern.
Perikanan air tawar terdiri dari usaha perikanan di sawah, kolam, rawa, sungai, dan danau. Hal yang menguntungkan bagi perikanan air tawar di Indonesia adalah curah hujan yang cukup timggi. Perikanan air tawar memiliki peranan yang penting untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani, terutama di daerah-daerah pedalaman yang letaknya jauh dari laut. Konsumsi ikan, khususnya ikan segar, banyak dihasilkan dari perikanan air tawar. Jenis ikan air tawar yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, antara lain ikan mas, nila, lele lokal dan lele dumbo, belut, tawes, gurami, dan gabus.
Pada sawah-sawah yang sistem irigasinya baik, seringkali dilakukan pemeliharaan ikan bersama-sama dengan padi. Usaha seperti itu dinamkan mina padi (mina - ikan). Jenis ikan yang dipelihara terutama ikan yang dapat cepat dipanen hasilnya, seperti ikan emas dan nila. Bibit ikan biasanya disebarkan bersamaan dengan penanaman padi. Keuntungan dan cara mina ini bagi petard adalah menjadikan lahan pertanian agar memiliki produktivitas yang tinggi,

b.     Perikanan Laut
Laut yang luas merupakan kekayaan alam yang tidak ternilai harganya. Sekitar 3/4 wilayah Indonesia terdiri dari laut. Salah satu dari kekayaan laut adalah ikan. Ribuan jenis ikan yang terdapat di laut dapat dimanfaatkan. Sclain itu, ratusan ribu nelayan sctiap hari turun ke laut untuk menangkap ikan sebagai sumber utama kehidupan mercka. Kegjatan itu tclah dilakukannya secant turun temurun. Kekayaan laut yang melimpah merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang patut kita syukuri. Kekayaan laut yang melimpah tersebut sering pula menjadi incaran nelayan-nelayan asing yang datang mencuri hasil laut Mereka tidak saja mencuri di laut zona ekonomi eksklusif (ZEE), melainkan juga sampai pada perairan yang dekat dengan pantai. Sudan menjadi tugas masyarakat semua sebagai bangsa Indonesia untuk melindungi kekayaan laut yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.











Gambar 8.2 Peta persebaran ikan laut di Indonesia
Keterangan: (1) Cakalang (2) Kembung (3) Sardensis (4) Ten  (5) Ekor kuning (6) Tuna

Wilayah-wilayah perikanan laut di Indonesia antara lain perairan laut bagian barat, seperti Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, Selat Sunda, dan Selat Bali. Sekarang telah berkembang sampai ke perairan Indonesia bagian Tengah dan Timur karena potensi perikanan laut di kedua daerah ini pun cukup besar, terutama ikan cakalang dan ikan tuna.
Persebaran ikan di laut secara keseluruhan tidak merata, baik jenis maupun jumlahnya. Ada jenis ikan pada laut tertentu yang jumlahnya lebih besar, sementara di laut yang lain jumlahnya lebih sedikit. Penyebaran ikan tuna di Indonesia, terutama di temukan di laut-laut sebelah Selatan Pulau Jawa, sebelah Barat Sumatera, Laut Banda di perairan Maluku, dan sebelah Utara Provinsi Papua. Penyebaran ikan cakalang berkisar di perairan Laut Maluku. dan Laut Flores, sedangkan penyebaran ikan sardensis banyak ditemukan di Laut Jawa. Demikian pula penangkapan udang di perairan dekat pantai mempunyai wilayah-wilayah penyebaran tertentu.
Untuk meningkatkan penangkapan ikan, dibangun pelabubao-pelabuhan ikan yang tersebar di seluruh Indonesia, antara lain terdapat di Lampulo Banda Aceh; Belawan dan Tanjung Balai di Sumatera Utara; Sunda Kelapa di Jakarta; Bagan Siapi-siapi di Riau; Pekalongan, Cilacap, Karimunjawa di Jawa Tengah; Parigi dan Bawean di Jawa Timur; Bitung di Sulawesi Utara; Teluk Batang dan Pemangkat di Kalimantan Barat; Banjarmasin di Kalimantan Timur; Samuda di Kalimantan Tengah; Ternate dan Ambon di Maluku; Benoa di Bali; dan Sorong di Papua.